Bab 231 - 250


۞ BAB 231 ۞

Keutamaan Orang Yang Memberi Makan Buka Kepada Orang Yang Berpuasa, Keutamaan Orang Berpuasa Yang Dimakan Makanannya Di Sisinya Dan Doanya Orang Yang Makan Kepada Orang Yang Makanannya Dimakan Di Sisinya Itu


1262. Dari Zaid bin Khalid al-]uhani r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Barangsiapa yang memberi makan buka kepada orang yang berpuasa, maka ia memperolehi seperti pahala orang yang berpuasa tadi tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala orang yang berpuasa -yang diberi makan tadi." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.

1263. Dari Ummu Umarah al-Anshariyah radhiallahu 'anha bahawasanya Nabi s.a.w. masuk di tempatnya, lalu ia menghidangkan sesuatu makanan kepada beliau s.a.w., kemudian beliau bersabda: "Makanlah!" Ummu Umarah berkata: "Sesungguhnya saya ini berpuasa." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya orang yang berpuasa itu dimohonkan kerahmatan oleh para malaikat, apabila ada orang yang makan makanannya di sisinya - yakni di tempatnya orang yang berpuasa tadi, sehingga mereka selesai."

Mungkin beliau s.a.w. bersabda: "Sampai orang-orang itu kenyang."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.


1264. Dari Anas r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. datang kepada Sa'ad bin Ubadah r.a., lalu Sa'ad menyuguhkan roti dan minyak, kemudian beliau s.a.w. makan. Setelah selesai beliau s.a.w. mengucapkan doa - yang ertinya: "Orang-orang yang berpuasa telah berbuka di tempatmu dan orang-orang yang berbakti telah makan makananmu dan para malaikat memohonkan kerahmatan atasmu."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.



۞ BAB 232 ۞

Kitab I’tikaf - I'tikaf



1265. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu mengerjakan i'tikaf pada sepuluh hari yang penghabisan dari bulan Ramadhan." (Muttafaq 'alaih)

1266. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahawasanya Nabi s.a.w. mengerjakan i'tikaf pada sepuluh hari penghabisan dari bulan Ramadhan, sehingga Allah 'Azzawajalla mematikannya, kemudian beri'tikaflah para isteri beliau s.a.w. itu sesudahnya." (Muttafaq 'alaih)

1267. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Nabi s.a.w. itu mengerjakan i'tikaf dalam setiap bulan Ramadhan sebanyak sepuluh hari. Ketika pada tahun beliau s.a.w. dicabut ruhnya - yakni tahun wafatnya, maka beliau s.a.w. mengerjakan i'tikaf sebanyak dua puluh hari." (Riwayat Bukhari)



۞ BAB 233 ۞

Kitab Haji - Haji


Allah Ta'ala berfirman:

"Allah mewajibkan atas semua manusia melakukan ibadat haji Baitullah, yaitu kepada orang yang kuasa mengadakan perjalanan ke situ Barangsiapa yang kafir, maka sesungguhnya Allah itu Maha kaya - yakni tidak membutuhkan - dari alam semesta." (ali-lmran: 97)

1268. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, bahwasanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Islam didirikan atas lima perkara, yaitu menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji ke Baitullah dan berpuasa dalam bulan Ramadhan." (Muttafaq ‘alaih)

1269. Dari Abu Hurairah r.a., bahwasanya: "Rasulullah s.a.w. berkhutbah kepada kita lalu bersabda:

"Hai sekalian manusia, sesungguhnya Allah mewajibkan atasmu semua akan beribadat haji, maka kerjakanlah ibadat haji itu." Kemudian ada seorang lelaki bertanya: "Apakah itu untuk setiap tahun, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. berdiam saja - yakni tidak menjawab pertanyaannya tadi - kemudian orang itu menanyakannya sampai tiga kali. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Jikalau saya menjawab: "Ya," niscayalah beribadat haji akan menjadi wajib setiap tahun sekali, dan tentu engkau semua tidak akan kuasa mengerjakannya." Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Tinggalkanlah aku - yakni janganlah menanyakan padaku - apa-apa yang saya tinggalkan untukmu semua - yakni apa-apa yang tidak saya sebutkan. Hanyasanya yang menyebabkan rusaknya orang-orang yang sebelummu semua itu ialah karena mereka terlampau banyak bertanya dan senantiasa menyalahi pada Nabi-nabi mereka. Maka dari itu, apabila saya memerintahkan kepadanmu semua dengan sesuatu perkara, lakukanlah itu sekuat tenaga yang ada padamu semua dan jikalau saya melarang engkau semua dari sesuatu perkara, maka tinggalkanlah itu." (Riwayat Muslim)

1270. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. ditanya: "Amalan manakah yang lebih utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Beriman kepada Allah dan RasulNya." Ditanya lagi: "Kemudian apakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Jihad fi-sabilillah." Ditanya pula: "Kemudian apakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Haji yang mabrur." (Muttafaq 'alaih) Mabrur artinya ialah orang yang mengerjakan haji itu tidak melakukan sesuatu kemaksiatan di dalamnya.

1271. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa mengerjakan haji, lalu ia tidak berbuat kelalaian dan tidak pula mengerjakan dosa - yakni kemaksiatan besar atau yang kecil tetapi berulang kali, maka ia akan kembali dari ibadat hajinya itu-sebagaimana pada hari ia dilahirkan oleh ibunya-yakni tidak ada dosa dalam dirinya samasekali." (Muttafaq 'alaih)

1272. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Umrah ke umrah yang berikutnya adalah menjadi penutup dosa dalam waktu antara dua kali umrahan itu, sedang haji mabrur -lihat keterangannya dalam Hadis 1270, maka tidak ada balasan bagi yang melakukannya itu melainkan syurga." (Muttafaq 'alaih)

1273. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, kita mengetahui bahwa jihad adalah seutama-utama amalan. Maka dari itu, apakah kita - kaum wanita - tidak baik mengikuti jihad?" Beliau s.a.w. lalu menjawab: "Bagi engkau semua - kaum wanita, maka sebaik-baiknya jihad ialah mengerjakan haji yang mabrur" - lihat Hadis no. 1270 tentang arti mabrur. (Riwayat Bukhari)

1274. Dari Aisyah radhiallahu 'anha pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada suatu haripun yang di situ Allah lebih banyak memerdekakan hambaNya dari siksa api neraka daripada hari Arafah." (Riwayat Muslim)

1275. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Mengerjakan umrah dalam bulan Ramadhan itu menyamai pahalanya dengan sekali haji atau sekali haji beserta saya." (Muttafaq 'alaih)

1276. Dari Ibnu Abbas r.a. pula bahwasanya ada seorang wanita berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya kewajiban dari Allah atas sekalian hamba-hambaNya yang berhubungan dengan ibadat haji itu telah menemui ayahku dan beliau sudah menjadi seorang tua yang lanjut usianya, juga tidak dapat menetap untuk duduk dalam kendaraan - maksudnya "Tidak kuat mengadakan perjalanan. Maka apakah boleh saya mengerjakan haji untuknya - yakni saya yang beribadat haji, sedang pahalanya ayah yang memiliki." Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, boleh." (Muttafaq 'alaih)

1277. Dari Laqith bin 'Amir r.a. bahwasanya ia mendatangi Nabi s.a.w., lalu berkata: "Sesungguhnya ayahku itu seorang yang sudah tua lagi lanjut usianya. la tidak dapat mengerjakan haji dan tidak dapat melakukan umrah serta tidak kuasa bepergian, bagaimanakah itu?" Beliau s.a.w. bersabda: "Beribadat hajilah untuk ayahmu itu serta berumrah pulalah!"

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1278. Dari as-Saib bin Yazid r.a., katanya: "Saya diikutkan untuk beribadat haji beserta Rasulullah s.a.w. dalam haji wada' - haji Nabi s.a.w. yang terakhir sebagai mohon diri - dan saya di waktu itu berusia tujuh tahun." (Riwayat Bukhari)

1279. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bertemu sekelompok para penaik kendaraan di Rawha', lalu beliau s.a.w. bertanya: "Siapakah kaum - yakni orang-orang - ini?" Mereka menjawab: "Kita kaum Muslimin." Mereka bertanya: "Siapakah anda?" Beliau s.a.w. menjawab: "Saya Rasulullah." Kemudian ada seorang wanita yang mengangkat seorang anak bayi lalu bertanya: "Apakah anak ini boleh beribadat haji - maksudnya: Kalau beribadat haji, apakah sudah dapat pahala." Rasulullah s.a.w. lalu menjawab: "Ya dan untukmu - yakni untuk orangtuanya - juga ada pahalanya." (Riwayat Muslim)

1280. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. beribadat haji di atas kendaraan dan itu adaiah unta muatan milik beliau."* (Riwayat Bukhari)

* Zamilah adalah unta yang digunakan untuk membawa beban atau muatan, jadi bukan untuk perahan, sembelihan dan Iain-Iain. Pada umumnya yang digunakan untuk membawa beban itupun digunakan pula untuk kenaikan orang, sebagai-mana yang dilakukan oleh Nabi s.a.w. yang diceriterakan dalam Hadis di atas.

1281. Dari Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma, katanya: '"Ukadz, Mijannah dan Zulmajaz adalah merupakan pasar-pasar di zaman Jahiliyah, lalu orang-orang sama merasa akan memperoleh dosa jikalau berdagang pada musim-musim pasaran itu, kemudian turunlah ayat - yang artinya: "Tidak ada dosanya atas engkau semua jikalau engkau semua mencari keutamaan rezeki dari Tuhan mu semua," - yakni dalam musim-musim haji. (Riwayat Bukhari)



۞ BAB 234 ۞

Kitab Jihad - Jihad



Allah Ta'ala berfirman:

"Dan perangilah kaum musyrikin itu seluruhnya sebagaimana mereka memerangi engkau semua seluruhnya pula dan ketahuilah bahwasanya Allah itu beserta orang-orang yang bertaqwa." (at-Taubah: 36)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Diwajibkan padamu sekalian berperang, sedang perang itu suatu hal yang dibenci olehmu semua dan barangkali engkau semua membenci sesuatu, padahal ia adalah lebih baik untukmu semua, juga barangkali engkau semua senang pada sesuatu, padahal ia adalah lebih buruk untukmu semua. Allah adalah Maha Mengetahui, sedangkan engkau semua tidak mengetahui." (al-Baqarah: 216)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Berangkatlah engkau semua, dengan rasa ringan atau berat dan berjihadlah dengan harta-harta dan dirimu semua fisabilillah." (at-Taubah: 41)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Sesungguhnya Allah telah membeli diri dan harta orang-orang yang beriman dengan memberikan syurga untuk mereka, mereka berperang fi-sabilillah, sebab itu mereka dapat membunuh dan dibunuh, menurutjanji yang sebenarnya dari Allah yang disebutkan dalam Taurat, Injil dan al-Quran. Siapakah yang lebih dapat me-menuhi janjinya daripada Allah? Oleh sebab itu, bergembiralah engkau semua dengan perjanjian yang telah engkau semua perbuat dan yang sedemikian itu adalah
suatu keuntungan yang besar." (at-Taubah: 111)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Tidaklah sama antara orang-orang yang duduk-duduk - di rumah yakni tidak mengikuti peperangan - dari golongan kaum mu'minin yang bukan karena keuzuran, dengan orang-orang yang berjihad fi-sabilillah dengan barta-harta dan dirinya. Allah melebih- kan tingkatan orang-orang yang berjihad dengan harta-harta dan dirinya itu daripada orang-orang yang duduk-duduk tadi Kepada masing-masing dari kedua golongan itu, Allah telah menjanjikan kebaikan dan Allah lebih mengutamakan orang-orang yang berjihad daripada orang-orang yang duduk-duduk dengan pahala yang besar, Yaitu berupa derajat-derajat - yang tinggi, juga pengampunan dan kerahmatan daripadaNya dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (an-Nisa': 95-96)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Hai sekalian orang-orang yang beriman. Sukakah kalau saya tunjukkan kepadamu semua akan sesuatu perdagangan yang dapat menyelamatkan engkau semua dari siksa yang menyakitkan?

Yaitu supaya engkau semua beriman kepada Allah dan RasulNya dan pula berjihad fi-sabilillah dengan harta-harta dan dirimu semua. Yang sedemikian itu adalah lebih baik untukmu semua, jikalau engkau semua mengetahui.

Allah juga akan mengampunkan dosa-dosamu semua serta memasukkan engkau semua dalam syurga-syurga yang mengalirlah sungai-sungai di bawahnya, demikian pula beberapa tempat tinggal yang indah di syurga 'Adn - kesenangan yang kekal - dan yang sedemikian itu adalah suatu keuntungan yang besar.

Ada pula pemberian-pemberian yang Iain-Iain yang engkau semua mencintainya, yaitu pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman." (as-Shaf: 10-13)

Ayat-ayat dalam bab ini amat banyak sekali dan masyhur-masyhur.

Adapun Hadis-hadis yang menguraikan keutamaan jihad ini lebih banyak untuk dapat diringkaskan; di antara Hadis-hadis itu ialah:

1282. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. di-tanya: "Amalan apakah yang lebih Utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Beriman kepada Allah dan RasulNya." Beliau s.a.w. ditanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu jihad fisabilillah." Beliau s.a.w. ditanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu haji yang mabrur" - lihat Hadis no. 1270 perihal arti mabrur. (Muttafaq 'alaih)

1283. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, amalan manakah yang lebih dicintai oleh Allah Ta'ala?" Beliau s.a.w. menjawab: "Shalat tepat pada waktunya." Saya ber-tanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu berbakti kepada kedua orangtua." Saya bertanya lagi: "Kemudian amalan apakah?" Beliau menjawab: "Yaitu jihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)

1284, Dari Abu Zar r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, amalan apakah yang lebih utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu beriman kepada Allah dan berjihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)

1285. Dari Anas r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Niscayalah sekali berangkat untuk berperang fi-sabilillah, di waktu pagi ataupun sore itu adalah lebih baik nilainya daripada dunia dan segala apa yang ada di dalamnya ini - yakni dari hartabenda di dunia dan seisinya ini." (Muttafaq 'alaih)

1286. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah s.a.w., lalu berkata: "Manusia manakah yang lebih utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu orang mu'min yang berjihad fi-sabilillah dengan diri dan hartanya." la bertanya lagi: "Kemudian siapakah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu orang mu'min yang - memencilkan dirinya- dalam suatu jalanan di gunung - maksudnya suatu tempat di antara dua gunung yang dapat digunakan sebagai kediaman - dari beberapa tempat di gunung, untuk menyembah kepada Allah dan meninggalkan para manusia dari kejelekannya diri sendiri," jadi mengasingkan diri dari orang banyak sehingga tidak akan sampailah kejelekannya diri sendiri itu kepada orang-orang banyak tadi." (Muttafaq 'alaih)

1287. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Bertahan - yakni tetap berdiam di dalam posnya bagi tentara -selama sehari fi-sabilillah adalah lebih baik daripada dunia dan segala sesuatu yang ada di atasnya. Tempat cemeti seseorang di antara engkau semua dari syurga itu lebih baik daripada dunia dan segala sesuatu yang ada di atasnya. Juga sekali berangkat yang dilakukan oleh seseorang hamba untuk berperang fi-sabilillah, baik di waktu pagi ataupun sore, adalah lebih baik daripada dunia dan segala sesuatu yang ada di atasnya." (Muttafaq 'alaih)

1288. Dari Salman r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Bertahan - yakni tetap berdiam dalam posnya bagi tentara -selama sehari semalam - fi-sabilillah - adalah lebih baik daripada berpuasa sebulan serta beramal ibadat di situ, jikalau ia meninggal dunia, maka diberi pahalalah amalnya yang sudah ia kerjakan, juga "diberikan pula rezekinya - yakni dalam syurga sebagaimana orang yang mati syahid - dan aman dari hal-hal yang menyebabkan fitnah -dalam kubur." (Riwayat Muslim)

1289. Dari Fadhalah bin 'Ubaid r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Setiap mayit itu dihabiskan atas amalnya - sebagai yang sudah ada saja, melainkan orang yang bertahan dalam peperangan fisabilillah, karena sesungguhnya orang ini, amalannya itu tetap berkembang sampai hari kiamat dan ia diamankan dari fitnah kubur."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1290. Dari Usman r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Bertahan - tetap berdiam di posnya bagi tentara - selama sehari fi sabilillah adalah lebih baik daripada seribu hari yang selainnya itu dari beberapa tempat yang ada."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1291. Dari Abu Hurairah r.a., pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Allah memberikan jaminan kepada orang yang keluar untuk berjihad fi-sabilillah, sedang tidak ada yang menyebabkan ia keluar itu kecuali untuk berjihad dalam agamaKu - agama Allah, beriman kepadaKu, mempercayai Rasul-rasuIKu, maka Allah menjamin orang tersebut bahwa Aku - Allah - akan memasukkannya dalam syurga, atau akan Aku kembalikan orang itu ke rumahnya yang ia keluar daripadanya itu dengan memperoleh pahala atau ghanimah - harta rampasan.

Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, tiada suatu lukapun yang dikenakan lukanya itu ketika berjihad fi-sabililiah, melainkan akan datanglah pada hari kiamat sebagaimana keadaannya di waktu dilukainya dulu, warna-nya adalah seperti warna darah, sedangkan baunya adalah seperti bau minyak kasturi.

Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, andaikata tidak menyebabkan rasa berat bagi kaum Muslimin, niscayalah saya tidak akan duduk di belakang sesuatu pasukan yang berangkat berperang fi-sabilillah untuk selama-lama-hya-yakni beliau s.a.w. akan terus mengikuti peperangan dan tidak suka ditinggalkan, andaikata hal itu tidak menjadikan rasa berat bagi ummat Islam, tetapi saya tidak memperoleh kelonggaran, lalu saya dapat membawa - yakni memimpin - mereka dan merekapun tidak memperoleh kesempatan dan dirasakan berat atas mereka kalau mereka tertinggal daripadaku.

Demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman kekuasaanNya, niscayalah saya senang sekali kalau saya berperang fi-sabilillah, lalu saya dibunuh, kemudian saya berperang lagi terus dibunuh lagi, selanjutnya berperang lagi terus dibunuh lagi."

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Bukhari meriwayatkan sebagian daripadanya.

1292. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada seorangpun yang terluka, yaitu yang dilukai ketika melakukan peperangan fi-sabilillah, melainkan ia akan datang pada hari kiamat, sedang lukanya itu masih berdarah. Warnanya adalah warna darah dan baunya adalah bau minyak kasturi." (Muttafaq 'alaih)

1293. Dari Mu'az r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa yang berperang ft-sabilillah, yaitu dari golongan orang Islam, sepanjang jarak waktu antara dua perahan susu unta -yakni sekalipun waktunya hanya sebentar sekali, maka wajiblah baginya itu syurga. Juga barangsiapa yang dilukai dengan sesuatu luka ketika mengadakan peperangan fi-sabilillah ataupun terkena kesusahan dengan satu macam kesusahan, maka sesungguhnya apa yang dialaminya itu akan datang sederas apa yang pernah terjadi. Warnanya adalah seperti minyak za'faran sedang baunya adalah seperti bau minyak kasturi."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1294. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Ada seorang lelaki dari sahabat-sahabatnya Rasulullah s.a.w. berjalan melalui suatu tempat di pegunungan yang di situ terdapatlah sebuah mata air kecil dari air tawar, lalu merasa heran dengan itu - yakni ia ingin sekali menempatinya. la berkata: "Andaikata saya memencilkan diri di sini dari orang banyak, kemudian saya berdiam di sini - tentulah lebih senang. Tetapi samasekali saya tidak akan melakukan kehendakku ini sehingga saya akan meminta izin dulu kepada Rasulullah s.a.w. Hal itu disebutkan kepada Rasulullah s.a.w., lalu beliau s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau lakukan itu, sebab sesungguhnya berdirinya salah seorang di antara engkau semua untuk melakukan perang fi-sabilillah itu adalah lebih utama daripada shalatnya dalam rumahnya sendiri selama tujuhpuluh hari. Tidakkah engkau semua ingin kalau Allah memberikan pengampunan padamu semua serta memasukkan engkau semua daiam syurga? Untuk memperoleh itu, berperanglah engkau semua fi-sabilillah. Barangsiapa yang berperang fi-sabilillah daiam jarak waktu antara dua kali perahan susu unta - yakni sekalipun dalam waktu yang amat sebentar, wajiblah baginya itu syurga."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

Alfuwaq ialah jarak waktu antara dua kali perahan susu.

1295. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Ditanyakan kepada Rasulullah s.a.w.: "Ya Rasulullah, apakah amalan yang menyamai jihad fi-sabilillah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak akan kuat engkau semua melakukannya."

Mereka - yakni para sahabat -mengulangi pertanyaannya tadi sampai dua atau tiga kali. Semuanya itu oleh beliau s.a.w. hanya dijawab: "Engkau semua tidak akan kuat melakukannya." Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda:

"Perumpamaan orang yang berjihad fi-sabilillah itu ialah seperti orang yang berpuasa, yang bersungguh-sungguh ibadatnya, yang taat dalam melaksanakan ayat-ayat Allah, tidak lalai sedikitpun dari shalat dan puasanya, sehingga orang yang berjihad itu kembali." (Muttafaq 'alaih)

Dan ini adalah lafaznya Imam Muslim.

Dalam riwayat Imam Bukhari disebutkan:

Ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepada saya akan sesuatu amalan yang pahalanya menyamai jihad!" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya tidak menemukannya." Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Adakah engkau kuat kalau sekiranya orang yang berjihad itu keluar lalu engkau masuk dalam masjidmu, kemudian engkau terus mendirikan ibadat dan tidak lalai sedikitpun, juga dengan berpuasa dan tidak pernah berbuka?" Orang itu lalu berkata: "Siapakah yang kuat melakukan seperti itu."

1296. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w., sabda-nya:

"Setengah daripada sebaik-baik keadaan kehidupan para manusia ialah seseorang yang memegang kendali kudanya untuk melakukan peperangan fi-sabilillah, ia terbang di atas punggungnya. Setiap kali ia mendengar suara gemuruh atau suara dahsyatdi medan peperangan itu, ia segera terbang ke sana untuk mencari supaya terbunuh atau kematian yang disangkanya bahwa di tempat suara gemuruh itulah tempatnya. Atau seseorang yang memelihara kambing di puncak gunung dari beberapa puncak gunung yang ada, ataupun di suatu lembah dari beberapa lembah ini. la mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menyembah Tuhannya sehingga ia didatangi oleh keyakinan - yakni kematian. Tidak ada dari para manusia itu kecuali dalam kebaikan." (Riwayat Muslim)

1297. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w, bersabda:

"Sesungguhnya dalam syurga itu ada seratus derajat yang disediakan oleh Allah bagi orang-orang yang berjihad fi-sabilillah, Jarak antara kedua derajat itu adalah sebagaimana jarak antara langit dan bumi." (Riwayat Bukhari)

1298. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang ridha dengan Allah sebagai Tuhan dan dengan Muhammad sebagai Rasul, maka wajiblah baginya itu syurga."

Abu Said merasa terpesona dengan sabda beliau s.a.w. ini, lalu berkata: "Ulangilah lagi sabda itu, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. mengulangi sabdanya itu kembali, kemudian melanjutkan sabdanya:

"Dan ada yang selainnya itu, Allah mengangkat dengannya pada seseorang hamba seratus derajat dalam syurga, jarak antara kedua derajat itu adalah sebagaimana jarak antara langit dan bumi." Abu Said bertanya: "Amalan apakah itu, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu berjihad fi-sabilillah, sekali lagi berjihad fi-sabilillah." (Riwayat Muslim)

1299. Dari Abu Bakar bin Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Saya mendengar ayah saya r.a., di waktu ia sedang berada di hadapan musuh, ia berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya pintu-pintu syurga itu ada di bawah naungan pedang-pedang."

Lalu ada seorang lelaki yang kurang teratur keadaan pakaiannya, lalu berkata: "Hai Abu Musa, adakah anda mendengar sendiri Rasulullah s.a.w. bersabda sedemikian itu?" la menjawab: "Ya." Orang itu ialu kembali ke tempat kawan-kawannya lalu berkata: "Saya mengucapkan salam sejahtera kepadamu semua." Kemudian ia mematahkan rangka pedangnya lalu melemparkannya, selanjut-nya berjalanlah ia dengan membawa pedangnya ke tempat musuh, terus memukul dengan pedangnya tadi sehingga ia terbunuh." (Riwayat Muslim)

1300. Dari Abu 'Abs yaitu Abdur Rahman bin Jabr r.a., katanya: 'Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tidaklah kedua kaki seseorang hamba itu berdebu karena melakukan peperangan fi-sabilillah, lalu akan disentuh oleh api neraka." (Riwayat Bukhari)

1301. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena ketakutannya kepada Allah, sehingga air susu kembali dalam tetek. Tidak pula akan berkumpul pada seseorang hamba debu karena melakukan peperangan fi-sabiliilah dan asap neraka Jahanam."



Diriwayatkan oleh imamTermidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.



1302. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Ada dua macam mata yang tidak akan disentuh oleh neraka, yaitu mata yang menangis karena ketakutan kepada Allah dan mata yang pada malam hari menjaga - musuh datang - dalam melakukan peperangan fi-sabilillah."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.



1303. Dari Zaid bin Khalid r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang memberikan persiapan - seperti kendaraan, bekal, senjata dan Iain-Iain - kepada seseorang yang melakukan peperangan fi-sabilillah, maka orang itu dianggap ikut berperang. ]uga barangsiapa yang berlaku sebagai pengganti kepada seseorang yang berperang fi sabilillah - dalam keluarganya - seperti membantu kehidupan keluarga yang ditinggalkan itu - dengan memberikan kebaikan - nafkah dan segala macam kebutuhan keluarga itu, maka orang yang sedemikian juga dianggap ikut berperang." (Muttafaq 'alaih)



1304. Dari Abu Umamah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. berabda:

"Seutama-utama sedekah ialah memberikan naungan kemah untuk peperangan fi-sabilillah, juga memberikan pelayan kepada orang yang berperang fi-sabilillah - untuk menjadi pelayannya - dan pula memberikan unta yang cukup dewasa untuk dikumpuli oleh unta lelaki, guna kepentingan peperangan fi-sabilillah."

Diriwayatkan oleh ImamTermidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1305. Dari Anas r.a. bahwasanya ada seorang pemuda dari suku Aslam berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya menghendaki untuk mengikuti peperangan, tetapi saya tidak mempunyai bekal yang dapat saya sediakan bersamaku." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Datanglah pada si Fulan, karena sesungguhnya ia sudah bersiap-siap kemudian ia sakit."

Pemuda itu mendatangi orang yang sakit, lalu berkata: "Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. menyampaikan salam pada anda dan beliau s.a.w. bersabda supaya anda memberikan pada saya persiapan yang sudah anda sediakan - untuk mengikuti peperangan." Orang itu lalu berkata - kepada pelayan wanitanya: "Hai Fulanah, berikanlah pada pemuda ini apa-apa yang sudah saya siapkan dan jangan engkau tahan sedikitpun daripadanya-yakni berikan sajalah semuanya. Demi Allah, tidak ada sesuatupun yang engkau tahan, lalu akan diberi keberkahan oleh Allah dalam benda itu." (Riwayat Muslim)

1306. Dari Abu Said al-Khudri r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengirimkan pasukan ke tempat Banu Lahyan, lalu bersabda: "Hendaklah dari setiap dua orang itu, salah seorang saja yang ikut dalam pasukan yang dikirimkan, sedang pahala adalah antara keduanya." Ini jikalau yang tidak ikut itu memberikan kelengkapan seperlunya kepada yang hendak ikut berangkat. (Riwayat Muslim)

Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: "Hendaklah dari setiap dua orang, seorang saja yang keluar." Kemudian beliau s.a.w. bersabda kepada orang yang duduk-yakni tertinggal: "Mana saja orang di antara engkau semua yang berlaku sebagai pengganti dari orang yang ikut keluar berperang - fi-sabilillah - baik dalam urusan keluarga dan hartanya dengan baik-baik, maka bagi orang yang tidak mengikutinya tadi adalah pahala sebanyak separuh dari pahala orang yang ikut keluar berperang." Maksudnya ikut mengurusi keluarga orang yang berperang dengan memberikan nafkah dan apa saja yang menjadi kebutuhan keluarga itu.



1307. Dari al-Bara' r.a., katanya: "Ada seorang lelaki dengan berselubung besi - di kepalanya dan bersenjata - datang kepada Nabi s.a.w., lalu berkata: "Ya Rasulullah, saya berperang atau masuk Islam dulu?" Beliau s.a.w. bersabda:"Masuklah dalam Agama Islam dulu kemudian berperanglah!" Orang itu lalu masuk Islam kemudian berperang lalu terbunuh. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: Orang itu beramal hanya sedikit, dan diberi pahala banyak." (Muttafaq 'alaih) Dan ini adalah lafaznya Imam Bukhari.

1308. Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Tiada seorangpun yang masuk syurga lalu ingin kembali ke dunia lagi, sedangkan ia tidak mempunyai sesuatu apapun di atas bumi itu, melainkan orang yang mati syahid. la mengharap-harapkan kiranya dapat kembali ke dunia lalu dibunuh sampai sepuluh kali karena ia mengetahui kemuliaan mati syahid itu."

Dalam riwayat lain disebutkan: "Karena ia mengetahui keutamaan mati syahid itu." (Muttafaq 'alaih)

1309. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah memberikan pengampunan kepada orang yang mati syahid, yaitu segala sesuatu yang menjadi dosanya, melainkan hutang." (Riwayat Muslim)

Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: "Mati dalam peperangan fi-sabilillah itu dapat menutupi segala macam dosa, melainkan hutang."

1310. Dari Abu Qatadah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. berdiri di hadapan orang banyak lalu menyebut-nyebutkan bahwasanya jihad fi-sabilillah dan keimanan kepada Allah itu adalah seutama-utama amal perbuatan. Kemudian ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau saya terbunuh dalam melakukan peperangan fi-sabilillah, apakah kesalahan-kesalahan saya dapat
tertutup?" Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Ya, jikalau engkau dibunuh dalam peperangan fi-sabilillah dan engkau dalam keadaan sabar, mengharapkan keridhaan Allah, menghadap - yakni maju - dan tidak membelakang -yakni tidak mundur." Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda lagi: "Bagaimana sekarang ucapanmu?" Orang itu berkata: "Bagaimanakah pendapat Tuan jikalau saya dibunuh dalam peperangan fisabilillah, apakah kesalahan-kesalahan saya dapat tertutup?" Rasulullah s.a.w. bersabda: "Ya dapat, asalkan engkau mati dalam keadaan sabar, mengharapkan keridhaan Allah, sedang maju dan tidak mundur. Kecuali kalau engkau mempunyai hutang, sebab sesungguhnya Jibril a.s. mengatakan sedemikian itu padaku." (Riwayat Muslim)

1311. Dari Jabir r.a., katanya: "Ada seorang lelaki berkata: "Di manakah tempatku, ya Rasulullah, jikalau saya terbunuh - dalam melakukan peperangan fi-sabilillah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Dalam syurga." Orang itu lalu melemparkan beberapa buah kurma yang ada di tangannya kemudian berperang sehingga ia terbunuh." (Riwayat-Muslim)

1312. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. dan para ;Sahabatnya berangkat sehingga mereka dapat mendahului kaum musyrikin ke suatu tempat bernama Badar, lalu kaum musyrikinpun datanglah. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Janganlah ada seorangpun yang mendahului bertindak di antara engkau semua ini kepada sesuatu tindakan, sehingga saya adalah yang terdekat daripadanya -yakni harus mendapatkan persetujuan dulu. Kaum musyrikin Lalu mendekat. Selanjutnya Rasulullah bersabda pula: "Ayolah berdiri semua untuk menuju ke syurga yang luasnya adalah selebar semua langit dan bumi." Anas berkata; "Umair bin al-Humam al-Anshari r.a, berkata: "Ya Rasulullah, syurga itu luasnya adalah selebar semua langit dan bumi?" Beliau s.a.w. menjawab: "Ya." la berkata: "Aduh, aduh."* Rasulullah s.a.w. lalu bertanya: "Apa yang menyebabkan engkau mengucapkan: "Aduh, aduh." la menjawab: "Tidak, demi Allah ya Rasulullah, hanya saja saya mengharapkan semoga saya dapat menjadi ahli syurga itu." Beliau s.a.w. bersabda: "Engkau termasuk ahli syurga itu."'Umair lalu mengeluarkan beberapa buah kurma dari dalam tempatnya lalu makan sebagian daripadanya, kemudian berkata: "Niscayalah kalau saya masih hidup sehingga saya dapat makan habis kurma-kurmaku ini, maka itu adalah hidup yang panjang sekali." ia pun lalu melemparkan kurma yang dibawanya itu lalu maju untuk memerangi kaum musyrikin tadi sehingga ia sendiri terbunuh." (Riwayat Muslim)

Alqaranu dengan fathahnya qaf dan ra', artinya ialah tempat meletakkan anak-anak panah.

* "Bakhin, bakhin" yang di atas itu diterjemahkan "Aduh, aduh", maksudnya untuk menyatakan keheranan kepada sesuatu yang dianggap baik sekali, bukan karena sakit atau menyatakan keluhan jiwa .

1313. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Ada beberapa orang - dari Najab - datang kepada Nabi s.a.w. dan mereka berkata: "Kirimkanlah kepada kita semua beberapa orang lelaki yang dapat mengajarkan al-Quran dan as-Sunnah kepada kita itu." Nabi s.a.w. lalu mengirimkan kepada mereka sebanyak tujuhpuluh orang dari golongan kaum Anshar yang dinamakan al-Qurra' - yakni para ahli baca al-Quran. Di dalam kalangan mereka itu termasuk pulalah paman saya - yakni saudara lelaki dari ibu Anas - yang bernama Haram. Tujuhpuluh orang di atas itu semua dapat membaca al-
Quran serta mentadarusnya - membaca secara berganti-ganti - di Waktu malam juga mempelajarinya, sedang pada siang harinya mereka bekerja membawa air lalu mereka letakkan dalam masjid selain itu mereka juga mencari kayu bakar lalu menjualnya dan dengan wang hasil penjualannya itu mereka membeli makanan untuk para ahlus shuffah - yakni kaum fakir miskin yang tidak berkeluarga yang bertempat di belakang masjid - dan pula untuk kaum fakir yang Iain-Iain.

Mereka semuanya - tujuhpuluh orang tadi - dikirimkan oleh Nabi s.a.w. Tiba-tiba mereka dihadang oleh kaum musyrikin - yakni musuh kaum Muslimin, kemudian musuh-musuh itu membunuh mereka sebelum mereka sampai di tempat yang dituju. Mereka -kaum Muslimin-itu berkata: "Ya Allah, sampaikanlah berita kita ini kepada Nabi kita, yaitu bahwa kita semua telah menemui Engkau -Allah, lalu kita merasa ridha denganMu dan Engkau ridha dengan amalan kita ini."

Ada seorang lelaki - musuh - datang kepada Haram yaitu paman saudara lelaki dari ibu - Anas dari arah belakangnya, lalu orang itu menusuknya dengan tombak sehingga ia dapat menewaskannya. Haram, berkata: "Saya berbahagia - karena dapat menemui mati syahid, demi Zat yang menguasai Ka'bah."

Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya saudara-saudaramu telah dibunuh dan sesungguhnya mereka berkata: "Ya Allah,sampaikanlah berita kita ini kepada Nabi kita.yaitu bahwa kita semua telah menemui Engkau - Allah, lalu kita semua merasa ridha denganMu dan Engkau ridha dengan amalan kita ini." (Muttafaq 'alaih) Dan ini adalah lafaznya Imam Muslim.

1314. Dari Anas r.a. pula, katanya: "Pamanku yakni Anas bin an-Nadhr r.a. tidak mengikuti peperangan Badar, kemudian ia berkata: "Ya Rasulullah, saya tidak mengikuti pertama-tama peperangan yang Tuan lakukan untuk memerangi kaum musyrikin-Jikalau Allah mempersaksikan saya - yakni menakdirkan saya ikut menyaksikan - dalam memerangi kaum musyrikin - pada waktu yang akan datang, niscayalah Allah akan memperlihatkan apa yang akan saya perbuat. Ketika pada hari peperangan Uhud, kaum Muslimin menderita kekalahan, lalu Anas bin an-Nadhr itu berkata: "Ya Allah, saya mohon keuzuran - pengampunan - padaMu daripada apa yang dilakukan oleh mereka itu - yang dimaksudkan ialah kawan-kawannya, karena meninggalkan tempat yang sudah ditentukan oleh Nabi s.a.w., juga saya berlepas diri - maksudnya tidak ikut campur tangan - padamu dari apa yang dilakukan oleh mereka -yang dimaksudkan ialah kaum musyrikin yang memerangi kaum Muslimin.

Selanjutnya iapun majulah, lalu Sa'ad bin Mu'az menemuinya. Anas bin an-Nadhr berkata: "Hai Sa'ad bin Mu'az, marilah menuju syurga. Demi Tuhan yang menguasai an-Nadhr - ayahnya, sesung-guhnya saya dapat menemukan bau harum syurga itu dari tempat di dekat Uhud."

Sa'ad berkata: "Saya sendiri tidak sanggup melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh Anas itu, ya Rasulullah."

Anas - yang merawikan Hadis ini yakni Anas bin Malik, kemenakan Anas bin an-Nadhr - berkata: "Maka kami dapat menemukan dalam tubuh Anas bin an-Nadhr itu delapanpuluh buah lebih pukulan pedang ataupun tusukan tombak ataupun lemparan panah. Kita menemukannya telah terbunuh dan kaum musyrikin telah pula mencabik-cabiknya. Oleh sebab itu tidak seorangpun yang dapat mengenalnya lagi, melainkan saudara perempuannya saja, karena mengenal jari-jarinya."

Anas - perawi Hadis ini - berkata: "Kita sekalian mengira atau menyangka bahwasanya ayat ini turun untuk menguraikan hal Anas Bin an-Nadhr itu atau orang-orang yang seperti dirinya, yaitu ayat -yang artinya:

"Di antara kaum mu'minin itu ada beberapa orang yang menepati apa yang dijanjikan olehnya kepada Allah," sampai seterusnya ayat tersebut. (Muttafaq 'alaih)

Hadis di atas telah lalu uraiannya dalam bab Almujahadah yakni Bersungguh-sungguh.

1315. Dari Samurah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Semalam saya melihat dalam impian dua orang lelaki yang mendatangi saya, lalu memanjat sebuah pohon denganku. Kedua memasukkan saya dalam sebuah rumah yang paling indah dan utama yang saya samasekali belum pernah melihat rumah yang lebih indah daripada rumah tadi. Keduanya berkata: "Adapun rumah ini adalah perumahan orang-orang yang mati syahid."

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan ini adalah sebagian dari suatu Hadis yang panjang dan di dalamnya terkandunglah berbagai macam ilmu pengetahuan. Kelengkapan Hadis ini akan datang dalam bab: Keharaman berdusta, Insya Allah Ta'ala.

1316. Dari Anas r.a. bahwasanya Ummur Rabi' binti al-Bara', yaitu ibunya Haritsah bin Suraqah, ia mendatangi Nabi s.a.w., lalu berkata: "Ya Rasulullah, tidakkah Tuan suka memberitahukan kepada saya tentang Haritsah - yakni anaknya yang terbunuh pada hari peperangan Badar. Jikalau ia ada di dalam syurga, maka saya akan bersabar, tetapi jikalau ia ada di tempat yang selain itu, maka saya akan bersangat-sangat untuk menangisinya." Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Hai ibu Haritsah, sesungguhnya saja ada beberapa taman di dalam syurga itu dan sesungguhnya anakmu itu telah mem-peroleh syurga al-Firdaus yang tertinggi." (Riwayat Bukhari)

1317. Dari Jabir bin Abdullah radhiallahu 'anhuma, katanya: "Ayahku didatangkan kepada Nabi s.a.w. - pada hari peperangan Uhud dan ayahnya itu telah mati syahid. Ayahku itu telah dirusakkan tubuhnya, kemudian diletakkan di hadapan beliau s.a.w. Saya berkehendak akan membuka wajahnya, tetapi orang-orang banyak melarang saya. Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda: "Para malaikat tidak henti-hentinya menaunginya dengan sayap-sayapnya."(Muttafaq 'alaih)

1318. Dari Sahl bin Hunaif r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang memohonkan kepada Allah akan kesyahidan - yakni supaya mati syahid - dengan hati yang sebenar-benarnya, maka Allah akan menyampaikan orang itu ke tempat kediaman para syuhada - yakni pahalanya disamakan dengan mereka, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya." (Riwayat Muslim)

1319. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mencari kesyahidan - yakni supaya mati syahid - dengan hati yang sebenar-benarnya, maka ia akan diberi kesyahidan itu - yakni memperoleh pahala seperti orang yang mati syahid, sekalipun kesyahidan itu tidak mengenainya - yakni sekalipun tidak benar-benar mati dalam pertempuran fi-sabilillah." (Riwayat Muslim)

1320. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Orang yang mati syahid itu tidak mendapatkan kesakitan karena terkena pembunuhan, melainkan hanyalah sebagaimana seseorang di antara engkau semua mendapatkan kesakitan karena terkena gigitan - semut dan sebagainya." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1321. Dari Abdullah bin Abu 'Aufa radhiallahu'anhu ma bahwasanya Rasulullah s.a.w., pada salah satu dari hari-hari di waktu beliau itu menemui musuh, beliau menantikan sehingga matahari condong - hendak terbenam, beliau lalu berdiri di muka orang banyak, kemudian bersabda:

"Hai sekalian manusia, janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh dan mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Tetapi jikalau engkau semua menemui musuh itu, maka bersabarlah. Ketahuilah olehmu semua bahwasanya syurga itu ada di bawah naungan pedang."

Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda:

"Ya Allah yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan, yang menghancur-leburkan gabungan pasukan musuh. Hancur-leburkanlah mereka dan berilah kita semua kemenangan atas mereka." (Muttafaq 'alaih)

1322. Dari Sahl bin Sa'ad r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Ada dua macam doa yang tidak akan ditolak atau sedikit sekali ditolaknya, yaitu doa ketika ada panggilan shalat - yakni antara azan dan iqamah - dan pula doa ketika berkecamuknya peperangan, yakni di waktu sebagian yang bertempur itu bergulat dengan sebagian lainnya."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1323. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila berperang, mengucapkan:

"Ya Allah, Engkau adalah pembantu serta penolongku, dengan-Mulah saya bertempur dan denganMu pula saya menghubungkan diri dan denganMu juga saya berperang."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1324. Dari Abu Musa r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. itu apabila takut kepada sesuatu kaum - atau golongan, beliau mengucapkan:

"Ya Allah sesungguhnya kita menjadikan Engkau - yakni menjadikan perlindungan dan penjagaanMu - dalam leher-leher mereka sehingga mereka tidak kuasa memperdayakan kita - dan kita mohon perlindungan kepadaMu dari kejahatan-kejahatan mereka."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1325. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Kuda itu diikatkan pada ubun-ubunnya -sebagai isyarat betapa utamanya maju dalam pertempuran dengan menaiki kuda itu. Kebaikan itu tetap ada sampai hari kiamat." (Muttafaq 'alaih)

1326. Dari Urwah al-Bariqi r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Kuda itu diikatkan pada ubun-ubunnya- lihat huraiannya dalam Hadis no. 1325. Kebaikan tetap ada sampai hari kiamat, yaitu memperoleh pahala - jikalau mati syahid dalam peperangan fi-sabilillah - atau memperoleh ghanimah - yakni harta rampasan jikalau mendapatkan kemenangan." (Muttafaq 'alaih)

1327. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang menahan - memiliki serta merawat - seekor kuda yang digunakan untuk perang fi-sabilillah karena didorong oleh keimanan kepada Allah dan mempercayai sungguh-sungguh akan janjiNya, maka sesungguhnya makanan untuk mengenyangkannya, minuman untuk melepaskan dahaganya, kotorannya, dan kencingnya itu ada timbangan pahalanya besok pada hari kiamat." (Riwayat Bukhari)

1328. Dari Abu Mas'ud r.a., katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah s.a.w. dengan membawa seekor unta yang diikatkan hidungnya -semacam kendali untuk kuda, lalu ia berkata: "Ini untuk sabilillah."

Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Engkau akan memperoleh besok pada hari kiamat sebanyak tujuhratus ekor unta yang semuanya juga diikat hidungnya seperti ini." (Riwayat Muslim)

1329. Dari Abu Hammad, ada yang mengatakan Abu Su'ad, ada pula yang mengatakan Abu Usaid, ada lagi Abu 'Amir, ada pula Abu 'Amr, ada pula Abul Aswad dan ada yang mengatakan Abu 'Abs, yaitu Uqbah bin 'Amir al-Juhani r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda di atas mimbarnya:

"Dan persiapkan untuk memerangi kaurn kafirin itu segala kekuatan yang engkau semua dapat menyiapkannya. Ingatlah bahwasanya kekuatan ialah memanah, ingatlah sesungguhnya kekuatan ialah memanah dan ingatlah sesungguhnya kekuatan iaiah memanah." (Riwayat Muslim)

1330. Dari Abu Hammad r.a. pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Akan dibukakanlah untuk kemenanganmu semua beberapa negeri dan Allah akan mempercukupkan engkau semua - yakni menolongmu dalam peperangan. Maka jangan lemahlah seseorang di antara engkau semua itu untuk bermain-main dengan anak-anak panahnya," - Ini adalah sebagai anjuran untuk melatih diri agar pandai memanah." (Riwayat Muslim)

1331. Dari Abu Hammad r.a. pula bahwasanya ia berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang telah diajari memanah, lalu meninggalkannya - untuk terus berlatih, maka ia bukan dari golongan kita - kaum Muslimin," atau beliau s.a.w. bersabda: "Orang itu telah melakukan kemaksiatan." (Riwayat Muslim)

1332. Dari Abu Hammad r.a. pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya Allah itu memasukkan dengan sebab adanya sebatang anak panah itu tiga macam orang dalam syurga, yaitu pembuatnya yang dalam membuat anak panah tadi mengharapkan keridhaan Allah, juga orang yang memanahkannya dan pula orang yang memberikan anak panah itu - sebagai bantuan kepada orang yang hendak berangkat berperang fi-sabilillah.

Lemparlah - dengan panah - dan naiklah - kuda, tetapi jikalau engkau semua pandai melemparkan panah, maka hal itu adalah lebih saya sukai daripada engkau pandai menaiki kuda.

Barangsiapa yang meninggalkan melempar - dengan panah -setelah ia diajarinya, karena ia tidak suka lagi padanya, maka sungguhnya itu adalah suatu kenikmatan yang ditinggalkannya," atau beliau s.a.w. bersabda: "Orang itu menutupi kenikmatan yang telah diberikan padanya itu." (Riwayat Abu Dawud)

1333. Dari Salamah bin al-Akwa' r.a., katanya: "Nabi s.a.w. berjalan melalui suatu kelompok orang saling berlomba untuk memanah, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Pandaikanlah dirimu untuk melempar - dengan panah itu - hai keturunan Ismail, sebab sesungguhnya ayahmu - yakni Nabiullah Ismail a.s. - adalah seorang yang pandai melempar - dengan panah." (Riwayat Bukhari)

1334. Dari 'Amr bin 'Abasah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa melempar dengan sebatang anak panah dalam peperangan fi-sabilillah, maka baginya adalah pahala yang sama dengan memerdekakan seorang hambasahaya."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1335. Dari Abu Yahya yaitu Khuraim bin Fatik r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang menafkahkan sesuatu nafkah untuk peperangan fi-sabilillah, maka dicatatlah untuknya pahala sebanyak tujuhratus kali lipatnya."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1336. Dari Abu Said r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang hambapun yang berpuasa sehari dalam sabilillah, melainkan Allah menjauhkan diri orang itu dengan sebab puasanya sehari tadi, sejauh perjalanan tujuh puluh tahun dari neraka." (Muttafaq 'alaih)

1337. Dari Abu Umamah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa yang berpuasa sehari dalam sabilillah, maka Allah membuatkan antara orang itu dengan neraka sebuah khandak -tanah yang digali - sebagaimana jauhnya antara langit dan bumi."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1338. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang mati dan belum pernah melakukan peperangan, juga tidak pernah tergerak hatinya untuk melakukannya itu - yakni tidak ada keinginannya samasekali untuk berjihad fi-sabilillah, maka ia mati dengan menetapi satu cabang dari ke-munafikan." (Riwayat Muslim)

1339. Dari Jabir r.a., katanya: "Kita semua bersama Nabi s.a.w. dalam suatu peperangan, lalu beliau s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya di Madinah itu ada beberapa orang lelaki yang engkau semua tidak menempuh suatu perjalanan dan tidak pula menyeberangi suatu lembah, melainkan orang-orang tadi ada besertamu - yakni sama-sama memperoleh pahala, mereka itu terhalang oleh sakit - maksudnya andaikata tidak sakit pasti ikut berperang."

Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Mereka itu terhalang oleh keuzuran."

Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Melainkan mereka - yang tertinggal itu - berserikat denganmu semua dalam hal pahalanya."

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari riwayat Anas, juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dari riwayat Jabir dan lafaz di atas adalah bagi Imam Muslim.

1340. Dari Abu Musa r.a. bahwasanya ada seorang A'rab -penghuni pedalaman negeri Arab - mendatangi Nabi s.a.w., lalu berkata: "Ya Rasulullah, ada seorang yang berperang dengan tujuan hendak merebut harta rampasan, ada pula seorang yang berperang dengan tujuan supaya disebut-sebut namanya dan ada pula eorang yang berperang dengan tujuan untuk memperlihatkan betapa besar keberaniannya."

Dalam riwayat lain disebutkan: "Ada seorang berperang untuk menunjukkan keberanian, ada pula yang berperang untuk mempertahankan kebaikan nama keluarga."

Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Ada orang yang berperang karena melepaskan kemarahannya, maka yang manakah di antara semua itu yang termasuk orang yang berperang fi-sabilillah?"

Rasulullah s.a.w. menjawab:

"Barangsiapa yang berperang dengan tujuan supaya kalima-tullah - yakni agama Allah - itu menjadi yang tertinggi, maka orang sedemikian itulah yang disebut jihad fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)


1341. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada sepasukan tentara atau sekelompok barisan tempur yang berperang lalu memperoleh ghanimah - harta rampasan - dan selamat - dari kematian, melainkan mereka itu telah mempercepatkan dua pertiga pahala yang harus diperolehnya. Tiada sepasukan tentara atau sekelompok barisan tempur yang kembali dengan tangan hampa - yakni tidak memperoleh ghanimah - dan terkena bencana - mati syahid atau luka-luka - melainkan telah sempurnalah pahala yang harus mereka peroleh itu." (Riwayat Muslim)

1342. Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, berikanlah izin kepadasaya untuk merantau ke negeri orang lain. Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya cara perantauan untuk ummatku itu ialah berjihad fi-sabiliilah

'Azzawajalla."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik.

1343. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Pulang dari peperangan itu pahalanya seperti dalam melakukan peperangan."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik.

Alqaftah ialah pulang. Maksudnya ialah bahwa pulang dari peperangan setelah selesainya. Ini mengandung pengertian bahwasanya pulangnya seseorang dari peperangan sesudah perang itu selesai, juga diberi pahala sebagaimana semasih dalam peperangan -sampai datang di rumah

1344. Dari as-Saib bin Yazid r.a., katanya: "Ketika Nabi s.a.w. datang dari peperangan Tabuk, lalu disambut oleh orang banyak. Saya juga menyambut beliau s.a.w. itu bersama beberapa anak kecil di tempat yang bernama Tsaniyyatul wada'."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih dengan menggunakan lafaz di atas. ]uga diriwayatkan oleh Imam Bukhari, katanya:

"Kita semua pergi untuk menyambut Rasulullah s.a.w. bersama anak-anak kecil di Tsaniyyatul wada'."

1345. Dari Abu Umamah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa yang tidak pernah berperang atau tidak pernah mempersiapkan keperluan-keperluan untuk orang yang akan melakukan peperangan atau tidak berlaku sebagai pengganti dari seseorang yang melakukan peperangan dalam keluarganya dengan kebaikan - yakni mencukupi keluarga yang ditinggalkan dengan memberikan nafkah, perlindungan dan apa saja yang dibutuhkan, maka Allah akan mengenakan padanya dengan sesuatu bencana sebelum hari kiamat."

Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud dengan isnad shahih

1346. Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Berjihadlah engkau semua kepada kaum musyrikin itu dengan hartamu, dirimu dan lisanmu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1347. Dari Abu 'Amr, ada yang mengatakan Abu Hakim, yaitu an-Nu'man bin Muqarrin r.a., katanya: "Saya menyaksikan Rasulullah s.a.w., jikalau beliau tidak melakukan peperangan di permulaan siang hari, maka tentulah beliau mengakhirkan peperangan sehingga lingsirnya - tergelincirnya - matahari dan meniuplah angin dan turunlah kemenangan."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1348. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh, tetapi apabila engkau semua menemui mereka, maka bersabarlah." (Muttafaq 'alaih)

1349. Dari Abu Hurairah r.a. dan dari Jabir radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Perang itu tipuan," yakni dalam peperangan wajiblah menggunakan tipudaya untuk dapat memperoleh kemenangan. (Muttafaq 'alaih)



۞ BAB 235 ۞

Huraian Perihal Kelompok Golongan Orang-orang Yang Dapat Disebut Mati Syahid Dalam Pahala Akhirat Dan Mereka Ini Wajib Dimandikan Dan Disembahyangi, Berbeza Dengan Orang Yang Terbunuh Dalam Berperang Melawan Kaum Kafirin


1350. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Orang-orang yang mati syahid itu ada lima macam, yaitu orang yang mati karena penyakit taun - yakni pes, orang yang mati karena penyakit perut, orang yang mati lemas - tenggelam dalam air, orang yang mati karena kerobohan - pohon, rumah dan Iain-Iain - dan orang yang mati syahid dalam peperangan fi-sabilillah." (Muttafaq 'alaih)

1351. Dari Abu Hurairah r.a. pula, dari Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Apa sajakah yang engkau semua masukkan dalam hitungan orang-orang yang mati syahid di kalangan engkau semua itu? Para sahabat menjawab: "Ya Rasulullah, barangsiapa yang terbunuh dalam melakukan peperangan fi-sabilillah, maka ia adalah orang yang mati syahid." Beliau s.a.w. lalu bersabda:

"Kalau demikian cara penganggapannya, maka sesungguhnya orang-orang yang mati syahid di kalangan ummatku itu niscaya sedikit sekali." Mereka lalu bertanya: "Kalau demikian, maka siapa sajakah ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang terbunuh dalam melakukan peperangan fi-sabilillah, maka ia adalah orang yang mati syahid, juga barangsiapa yang mati dalam melakukan peperangan fi-sabilillah - sekalipun tidak terbunuh, misalnya jatuh dari kudanya, maka iapun mati syahid. Demikian pula barangsiapa yang mati karena dihinggapi penyakit taun - yakni pes, maka itupun orang yang mati syahid, juga barangsiapa yang mati karena dihinggapi penyakit perut, maka ia juga mati syahid dan orang yang lemas-mati tenggelam dalam air - itupun syahid." (Riwayat Muslim)

1352. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang terbunuh karena membela harta - yang menjadi miliknya, maka ia adalah syahid." (Muttafaq 'alaih)

1353. Dari Abul-A'war yaitu Said bin Zaid bin 'Amr bin Nufail, salah seorang di antara sepuiuh orang yang disaksikan akan mem-peroleh syurga - yakni bahwa Nabi s.a.w. telah menjelaskan bahwa mereka itu pasti masuk syurga - radhiallahu anhum, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang terbunuh karena membela harta - yang dimilikinya, maka ia adalah mati syahid, barangsiapa terbunuh karena membela darahnya - yakni mempertahankan diri karena hendak dibunuh oleh seseorang, maka ia juga mati syahid, barang- siapa yang terbunuh karena mempertahankan agamanya, iapun mati syahid dan barangsiapa yang terbunuh karena mempertahankan keluarganya - kehormatan mereka, maka ia juga mati syahid."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1354. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Rasulullah s.a.w., lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah pendapat Tuan,jikalau ada seseorang datang hendak mengambil hartaku?" Beliau s.a.w. menjawab: "Jangan engkau berikan padanya." Orang itu bertanya: "Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau ia menyerang saya?" Beliau menjawab: "Balaslah serangannya!" la bertanya lagi: "Bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau ia berhasil membunuh saya?" Beliau s.a.w. menjawab: "Engkau mati syahid." la bertanya pula: "Bagaimanakah pendapat Tuan jikalau saya dapat membunuhnya?" Beliau s.a.w. menjawab: "la masuk dalam neraka."       (Riwayat Muslim)



۞ BAB 236 ۞

Keutamaan Memerdekakan Hamba sahaya



Allah Ta'ala berfirman:

"Tetapi ia - manusia - itu tidak berusaha menempuh jalan mendaki. Dan apakah yang menyebabkan engkau mengerti, apa jalan mendaki itu?

Yaitu memerdekakan hamba sahaya," sampai selesainya ayat. (al-Balad: 11-13)

1355. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang memerdekakan seorang hamba sahaya yang Muslim, maka Allah akan memerdekakan dengan setiap anggota orang yang ia merdekakan itu akan anggotanya sendiri dari api neraka, sehingga kemaluannya - orang memerdekakan tadi dihindarkan dari neraka - dengan sebab ia memerdekakan kemaluan hamba sahaya tadi." (Muttafaq 'alaih)

1356. Dari Abu Zar r.a,, katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, amalan manakah yang lebih utama" Beliau s.a.w. menjawab: "Iaitu beriman kepada Allah dan berjihad fi-sabilillah." Abu Zar berkata: "Saya lalu bertanya lagi: "Hambas ahaya manakah yang lebih utama?" Beliau s.a.w. menjawab: "Yaitu yang dianggap terbaik oleh pemiliknya dan termahal harganya." (Muttafaq 'alaih)



۞ BAB 237 ۞

Keutamaan berbuat Baik Kepada Hamba sahaya



Allah Ta'ala berfirman:

"Dan sembahlah olehmu semua akan Allah dan janganlah menyekutukan sesuatu denganNya, berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang menjadi kerabat, tetangga yang bukan kerabat, kawan dalam perjalanan, orang yang sedang dalam perjalanan dan apa-apa yang menjadi milik tangan kananmu - yakni hambasahaya." (an-Nisa': 36)

1357. Dari al-Ma'mr bin Suwaid, katanya: "Saya melihat Abu Zar r.a. ia mengenakan sesuatu pakaian, sedang bujangnya -hambasahaya kecil - juga mengenakan pakaian sebagaimana yang dikenakan olehnya - yakni dalam hal mutu kain, potongan dan coraknya. Saya lalu bertanya padanya, mengapa ia berbuat demikian. Abu Zar lalu menyebutkan bahwasanya ia pada zaman Rasulullah s.a.w. pernah memaki seseorang lelaki, kemudian dicacinya orang itu dengan menyebutkan ibunya. Kemudian Nabi s.a.w. bersabda:

"Engkau ini benar-benar seorang yang dalam dirimu itu masih ada sifat Jahiliyah. Para hambasahaya itu adalah saudara-saudaramu juga merupakan pembantu-pembantumu. Oleh Allah mereka itu dijadikan dibawahtanganmu-yakni berada di bawah kekuasaanmu. Oleh sebab itu barangsiapa yang saudaranya itu ada di bawah tangannya - yakni barangsiapa yang memiliki hambasahaya, hendaklah ia memberinya makan dari apa yang dimakan olehnya sendiri, memberinya pakaian dari apa-apa yang dikenakan olehnya, janganlah memaksa mereka mengerjakan sesuatu yang dapat mengalahkan mereka - yakni yang mereka tidak kuat mengerjakannya, tetapi jikalau mereka engkau paksa sedemikian, maka wajiblah engkau menolong mereka itu." (Muttafaq 'alaih)

1358. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Jikalau seseorang di antara engkau semua telah didatangi oleh pelayannya dengan membawa makanannya, maka jikalau ia tidak mengajak duduk bersama pelayannya itu, hendaklah memberinya saja sesuap atau dua suap, satu macam atau dua macam suapan makanan, sebab sesungguhnya pelayan itu telah merampungkan pekerjaannya." (Riwayat Bukhari)

Al-uklah dengan dhammahnya hamzah, artinya ialah suapan makanan.



۞ BAB 238 ۞

Keutamaan Hamba sahaya Yang Menunaikan Hak Allah Ta'ala Dan Hak Tuannya


1359. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya hambasahaya itu apabila suka menasihati ke-pada tuannya, berbuat baik dalam beribadat kepada Tuhannya, maka ia memperoleh pahalanya dua kali." (Muttafaq 'alaih)

1360. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

''Seorang hambasahaya yang berbuat kebaikan itu memiliki dua pahala. Demi Zat yang jiwa Abu Hurairah ada di dalam genggaman kekuasaanNya, andaikata tiada kewajiban jihad fi-sabilillah, haji dan berbakti kepada ibuku, niscayalah saya lebih senang kalau saya mati sedang saya di saat itu sebagai seorang hambasahaya." (Muttafaq 'alaih)

1361. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Hambasahaya yang berbuat baik dalam beribadat kepada Tuhannya dan menunaikan hak kepada tuannya yang sudah menjadi kewajibannya itu, serta suka memberi nasihat dan taat, maka hambasahaya yang sedemikian itu mempunyai dua pahala." (Riwayat Bukhari)

1362. Dari Abu Musa al-Asy'ari pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Ada tiga orang yang dapat memiliki dua pahala, yaitu: Orang dari golognan ahlul-kitab - yakni kaum Yahudi dan Nasrani - yang beriman kepada Nabinya - yakni Nabi Isa Almasih - dan beriman pula kepada Muhammad, juga hambasahaya apabila suka menunaikan hak Allah dan hak tuannya, demikian pula seorang lelaki yang memiliki seorang hambasahaya wanita, lalu diberinya pendidikan memperbaguskan adab kesopanannya, lagi pula diberinya pelajaran dan memperbaguskan ajaran-ajarannya, kemudian hambasahaya wanita tadi dimerdekakan terus dikawin sendiri olehnya, maka orang lelaki itupun dapat memperoleh dua pahala." (Muttafaq 'alaih)



۞ BAB 239 ۞

Keutamaan Beribadat Dalam Keadaan Penuh Kekacauan Iaitu Percampur-bauran Dan Timbulnya Berbagai Fitnah Dan Sebagainya



1363. Dari Ma'qil bin Yasar r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Beribadat dalam keadaan penuh kekacauan itu sama keutamaannya dengan berhijrah padaku." (Riwayat Muslim)



۞ BAB 240 ۞

Keutamaan Bermurah Hati Dalam Berjual-beli, Mengambil Dan Memberi, Bagusnya Menunaikan Hak Yang Menjadi Tanggungannya — Yakni Mengembalikan
Hutang, Bagusnya Meminta Haknya — Yakni Menagih, Memantapkan Takaran Dan timbangan, Larangan Mengurangi Timbangan, Juga Keutamaan Memberi Waktu Bagi Seseorang Yang Kecukupan Kepada Orang Yang Kekurangan — Dalam Mengembalikan Hutangnya — Serta Menghapuskan Samasekali — Akan Hutang — Orang Yang Kekurangan Itu


Allah Ta'ala berfirman:

"Dan kebaikan apa saja yang engkau semua lakukan, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui dengannya." (al-Baqarah: 215)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Hai kaumKu, penuhilah takaran dan timbangan dengan adil dan janganlah engkau semua mengurangi para manusia itu akan barang-barangnya." (Hud: 85)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Celaka - atau Neraka Wail - bagi orang-orang yang mengurangi timbangan atau takaran. Jikalau mereka itu menimbang - menakar -daripada manusia - untuk dirinya sendiri, maka mereka mencukupinya, tetapi jikalau mereka menakarkan atau menimbangkan untuk orang-orang itu, maka mereka mengurangi. Tidakkah mereka itu mengira bahwasanya mereka akan dibangkitkan - dari kubur setelah mati-untuk menghadapi hari yang agung-yaitu hari kiamat. Pada hari itu semua manusia berdiri
menghadap kepada Tuhan yang menguasai alam semesta ini." (al-Muthaffifin: 1)

1364. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. untuk menagih hutang yang dipinjam oleh beliau s.a.w. itu, lalu orang itu berkeras bicara pada beliau. Para sahabat bermaksud hendak membalas kekasaran orang itu, lalu Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Biarkanlah ia berhak demikian, sebab seseorang yang mempunyai hak itu berhak pula mengeluarkan pembicaraan." Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Berikanlah pada orang itu unta yang sebaya dengan unta yang dahulu dipinjam daripadanya." Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, kita tidak mendapatkan - yakni tidak memiliki - melainkan unta yang lebih tua dari unta yang dipinjam dulu." Beliau s.a.w. bersabda: "Berikan sajalah itu, sebab sesungguhnya yang terbaik di antara engkau semua ialah yang terbagus pula cara mengembalikan pinjamannya," yakni memberikan pada waktunya yang ditentukan dan memberikan kelebihan sebagai hadiah." (Muttafaq 'alaih)

1365. Dari Jabir r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah memberikan kerahmatan kepada orang yang bermurah hati ketika menjual, juga ketika membeli dan pula ketika meminta haknya - yakni menagih hutang." (Riwayat Bukhari)

1366. Dari Abu Qatadah r.a., katanya: "Saya mendengar s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang menyenangkan hatinya, jikalau Allah menyelamatkannya dari beberapa kesusahan pada hari kiamat, maka hendaklah memberi waktu - untuk mengembalikan hutang - kepada orang yang dalam keadaan kekurangan - orang miskin - atau samasekali menghapuskan hutangnya itu." (Riwayat Muslim)

1367. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Ada seorang lelaki - dari ummat sebelum Nabi s.a.w. - suka sekali memberikan hutang kepada orang banyak, ia berkata kepada bujangnya: "Jikalau engkau mendatangi seorang yang dalam kekurangan - dan mempunyai tanggungan hutang, maka bebaskan sajalah hutang itu daripadanya, mudah-mudahan Allah akan mem-bebaskan dosa dari diri kita. Orang itu lalu menemui Allah - yakni meninggal dunia, kemudian Allah membebaskan dosanya." (Muttafaq 'alaih)

1368. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Ada seseorang dari golongan ummat yang sebelum engkau semua dihisab, ia tidak mempunyai sesuatu kebaikanpun, melainkan ia suka mempergauli orang banyak - yakni bergaul dalam perjual-belian - dan orang itu adalah kaya sekali. la menyuruh bujang-bujangnya supaya membebaskan hutang dari orang yang dalam keadaan kekurangan. Allah 'Azzawajalla lalu berfirman:

"Kami - Allah - adalah lebih berhak untuk berbuat sedemikian itu, maka - hai Malaikat: "Bebaskaniah dosa-dosa orang itu." (Riwayat Muslim)

1369. Dari Hudzaifah r.a., katanya: "Allah mendatangkan seseorang hamba dari sekian banyak hamba-hambaNya ini, ia telah dikaruniai oleh Allah akan harta, lalu Allah berfirman padanya: "Apakah yang engkau lakukan di dunia?"

Hudzaifah berkata: "Orang-orang di akhirat itu tidak ada yang dapat menyimpan sesuatu pembicaraanpun di hadapan Allah."

Orang itu berkata: "Ya Tuhanku, Engkau telah mengaruniakan harta padaku, saya lalu berjualan kepada orang banyak dan sudah menjadi watak saya yaitu bersabar - kepada orang yang kekurangan kalau memberikan hutangnya, lagi pula suka menerima berapa saja yang mereka berikan sebagai cicilan. Jadi saya memberikan kelonggaran kepada orang kaya dan memberikan tangguhan waktu kepada orang yang kekurangan." Allah Ta'ala lalu berfirman: "Aku lebih berhak berbuat sedemikian itu daripadamu. Hai Malaikat: "Bebaskaniah dosa hambaKu ini."

'Uqbah bin 'Amir dan Abu Mas'ud al-Anshari radhiallahu 'anhuma berkata: "Demikian itulah yang kita dengarkan sendiri dari mulut Rasulullah s.a.w." (Riwayat Muslim)

1370. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang memberikan tangguhan waktu kepada orang yang dalam kekurangan - untuk mengembalikan hutangnya -ataupun sama membebaskan hutangnya itu, maka Allah akan memberikan naungan padanya pada hari kiamat di bawah naungan 'arasy Nya pada hari tiada naungan, melainkan naungan Allah sendiri." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1371. Dari Jabir r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. membeli daripadanya seekor unta, lalu memberikan harganya dan beliau s.a.w. memberikan kelebihan, yakni dari harga yang ditentukan dalam akad berjual-beli itu, masih diberi tambahan lagi. (Muttafaq 'alaih)

1372. Dari Abu Shafwan yaitu Suwaid bin Qais r.a., katanya: "Saya mengambil berbagai pakaian bersama Makhramah al-'Abdi dari Hajar - untuk diperdagangkan. Kemudian beliau s.a.w. membeli beberapa celana kepada kita dengan harga mahal. Saya mempunyai seorang penimbang yang menimbang banyaknya uang upah -yakni harganya." Nabi s.a.w. berkata kepada penimbang itu: "Timbanglah dan lebihkanlah - timbangan harganya itu."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.



۞ BAB 241 ۞

Kitab IImu - llmu Pengetahuan


Allah Ta'ala berfirman:

"Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmuku." (Thaha: 114)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Katakanlah: "Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui - yakni berilmu - dan orang-orang yang tidak mengetahui - yakni tidak berilmu." (az-Zumar: 9)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Allah mengangkat orang-orang yang beriman dari engkau semua dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat." (al-Mujadalah: 11)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Hanyasanya yang takut kepada Allah dari kalangan hamba- hambaNya itu ialah para alim-ulama."

1373. Dari Mu'awiyah r.a.,katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk memperoleh kebaikan, maka Allah membuat ia menjadi pandai dalam hal keagamaan." (Muttafaq 'alaih)

1374. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada kehasudan yang dibolehkan melainkan dalam dua macam perkara, yaitu: seseorang yang dikaruniai oleh Allah akan harta, kemudian ia mempergunakan untuk menafkahkannya itu guna apa-apa yang hak - kebenaran - dan seseorang yang dikaruniai ilmu pengetahuan oleh Allah, kemudian ia memberikan keputusan dengan ilmunya itu - antara dua orang atau dua golongan yang berselisih - serta mengajarkan ilmunya itu pula." (Muttafaq 'alaih)

Artinya ialah bahwa seseorang itu tidak patut dihasudi atau diiri kecuali dalam salah satu dari kedua perkara di atas itu untuk ditiru dan diamalkan seperti orang tersebut. Yang dimaksudkan dengan Alhasad ialah ghibthah yaitu mengharapkan
seperti yang ada pada orang lain.

1375. Dari Abu Musa r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda: "Perumpamaan dari petunjuk dan ilmu yang dengannya saya diutus oleh Allah itu adalah seperti hujan yang mengenai bumi. Di antara bumi itu ada bagian yang baik, yaitu dapat menerima air, kemudian dapat pula menumbuhkan rumput dan lalang yang banyak sekali, menahan masuknya air dan selanjutnya dengan air yang bertahan itu Allah lalu memberikan kemanfaatan kepada para manusia, karena mereka dapat minum daripadanya, dapat menyiram dan bercucuk tanam. Ada pula hujan itu mengenai bagian bumi yang lain, yang ini hanyalah merupakan tanah rata lagi licin. Bagian bumi ini tentulah tidak dapat menahan air dan tidak pula dapat menumbuhkan rumput. Jadi yang sedemikian itu adalah contohnya orang pandai dalam agama Allah dan petunjuk serta ilmu yang dengannya itu saya diutus, dapat pula memberikan kemanfaatan kepada orang tadi, maka orang itupun mengetahuinya - mempelajarinya, kemudian mengajarkannya - yang ini diumpamakan bumi yang dapat menerima air atau dapat menahan air, dan itu puIalah contohnya orang yang tidak suka mengangkat kepala untuk menerima petunjuk dan ilmu tersebut. Jadi ia
enggan menerima petunjuk Allah yang dengannya itu saya dirasulkan - ini contohnya bumi yang rata serta licin." (Muttafaq 'alaih)

1376. Dari Sahl bin Sa'ad r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda kepada Ali r.a.:

"Demi Allah, niscayalah andaikata Allah memberikan petunjuk kepada seseorang lelaki dengan perantaraan usahamu, maka hal itu adalah lebih baik daripada unta-unta yang merah-merah," sebagai kiasan hartabenda yang paling dicintai oleh bangsa Arab. (Muttafaq 'alaih)

1377. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. bersaba:

"Sampaikanlah - kepada orang lain - ajaran yang berasal daripadaku, sekalipun hanya seayat belaka. Percakapkanlah tentang kaum Bani Israil - yakni kaum Yahudi - dan tidak ada halangan apapun. Dan barangsiapa yang berdusta atas diriku dengan sengaja maka baiklah ia menempati tempat duduknya dari neraka." (Riwayat Bukhari)

1378. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang menempuh sesuatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan di situ, maka Allah akan mempermudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke syurga." (Riwayat Muslim)

1379. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk - yakni kebenaran, maka baginya adalah pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, tidak dikurangi sedikitpun dari pahala mereka itu." (Riwayat Muslim)

1380. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Apabila anak Adam - yakni manusia - meninggal dunia, maka putuslah amalannya - yakni tidak dapat menambah pahalanya lagi, melainkan dari tiga macam perkara, yaitu sedekah jariah atau ilmu yang dapat diambil kemanfaatannya atau anak yang shalih yang suka mendoakan untuknya." (Riwayat Muslim)

1381. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah
s.a.w. bersabda:

"Dunia ini adalah terlaknat, terlaknat pula apa-apa yang ada di atasnya, melainkan berzikir kepada Allah dan apa-apa yang menyamainya, juga orang yang alim serta orang yang menuntut ilmu." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa itu adalah Hadis hasan.

Sabda Nabi s.a.w.: "Wa maa walah" artinya: Dan apa-apa yang menyamainya, ialah taat atau melakukan ketaatan kepada Allah Ta'ala.

1382. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu, maka ia dianggap sebagai orang yang berjihad fi-sabilillah sehingga ia kembafi."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1383. Dari Abu Said al-Khudri r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya:

"Tiada sekali-kali akan kenyanglah seseorang mu'min itu dari kebaikan, sehingga penghabisannya nanti adalah syurga."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1384. Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat ialah seperti keutamaanku atas orang yang terendah di antara engkau semua."

"Selanjutnya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya Allah dan para malaikatnya, juga para penghuni langit dan bumi, sampaipun semut yang ada di dalam liangnya, bahkan sampaipun ikan yu, niscayalah semua itu menyampaikan kerahmatan kepada orang-orang yang mengajarkan kebaikan kepada para manusia."

Adapun yang selain Allah ialah memohonkan agar orang-orang yang mengajar kebaikan itu diberi kerahmatan oleh Allah.

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1385. Dari Abuddarda' r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa menempuh suatu jalan untuk mencari sesuatu ilmu pengetahuan di situ, maka Allah akan memudahkan untuknya suatu jalan untuk menuju syurga, dan sesungguhnya para malaikat itu niscayalah meletakkan sayap-sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu itu, karena ridha sekali dengan apa yang dilakukan oleh orang itu. Sesungguhnya orang alim itu niscayalah dimohonkan pengampunan untuknya oleh semua penghuni di langit dan penghuni-penghuni di bumi, sampaipun ikan-ikan yu yang ada di dalam air. Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat itu adalah seperti keutamaan bulan atas bintang-bintang yang lain. Sesungguhnya para alim ulama adalah pewarisnya para Nabi, se-sungguhnya para Nabi itu tidak mewariskan dinar ataupun dirham, hanyasanya mereka itu mewariskan ilmu. Maka barangsiapa dapat mengambil ilmu itu, maka ia telah mengambil dengan bagian yang banyak sekali." (Riwayat Abu Dawud dan Termidzi)

1386. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Allah memberikan kenikmatan kepada seseorang yang mendengarkan sesuatu ucapan dari kami - yakni dari Nabi s.a.w. - lalu ia menyampaikannya sebagaimana yang didengar olehnya. Maka banyak sekali orang yang diberi berita itu lebih dapat mengingat-ingat - yakni lebih memperhatikan - daripada orang yang men-dengarnya sendiri?"

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1387. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang ditanya mengenai sesuatu ilmu, lalu ia menyimpannya - yakni tidak suka menerangkan yang benar, maka ia akan diberi kendali - di mulutnya - besok pada hari kiamat dengan kendali dari neraka."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud serta Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1388. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan dari golongan ilmu yang semestinya untuk digunakan mencari keridhaan Allah 'Azzawajalla, tetapi ia mempelajarinya itu tiada lain maksunnya, kecuali hendak memperoleh sesuatu tujuan dari keduniaan, maka orang yang sedemikian tadi tidak akan dapat menemukan keharuman syurga pada hari kiamat." Yakni bau harumnya syurga itu tidak akan dapat dirasakannya.

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1389. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya Allah itu tidak mencabut ilmu pengetahuan dengan sekaligus pencabutan yang dicabutnya dari para manusia, tetapi Allah mencabut ruhnya para alim-ulama, sehingga apabila tidak ditinggalkannya lagi seorang alimpun - di dunia ini, maka orang-orang banyak akan mengangkat para pemimpin - atau kepala-kepala pemerintahan - yang bodoh-bodoh. Mereka - para pemimpin dan kepala - itu ditanya, lalu memberikan keterangan fatwa dengan tanpa menggunakan dasar ilmu pengetahuan. Maka akhirnya mereka itu semuanya sesat dan pula menyesatkan - orang lain." (Muttafaq 'alaih)



۞ BAB 242 ۞

Kitab Memuji Dan Bersyukur Kepada Allah Ta'ala - Memuji Dan Bersyukur Kepada Allah Ta'ala


Allah Ta'ala berfirman:

"Maka Ingatlah olehmu semua akan Daku, niscayalah Aku ingat padamu semua dan
bersyukurlab pula kepadaKu dan jangan kafir padaKu," yakni: menutupi kenikmatan-kenikmatan yang telah dikaruniakan." (al-Baqarah: 152)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Niscayalah jikalau engkau semua bersyukur padaKu, pastilah Aku akan menambahkan - kenikmatan itu - padamu semua." (Ibrahim: 7)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

Katakanlah: "Segala puji-pujian itu adalah bagi Allah."(al-lsra': 111)

Allah Ta'ala berfirman pula: "Dan akhir doa mereka - dalam syurga - ialah bahwa segenap puji-pujian itu adalah bagi Allah yang Maha Menguasai seluruh alam ini." (Yunus: 10)

1390. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya "Nabi s.a.w. pada malam beliau diisra'kan, beliau diberi dua buah gelas yang masing-masing berisi arak dan susu. Beliau s.a.w. melihat keduanya itu, lalu mengambil yang berisikan susu. Jibril a.s. berkata: "Alhamdulillah -yakni segenap puji-pujian bagi Allah - yang telah memberikan petunjuk kepada Tuan kepada kefithrahan ini - kefithrahan yakni kemurnian sejak manusia dilahirkan yakni Agama Islam. Andaikata Tuan mengambil arak, niscayalah ummat Tuan sesat semuanya." (Riwayat Muslim)

1391. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w., sabdanya:

"Segala perkara yang mempunyai kepentingan - menurutsyara' - yang tidak dimulai melakukannya dengan ucapan Alhamdulillah, maka perkara itu menjadi kurang keberkahannya."

Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan lain-lainnya.

1392. Dari Abu Musa r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Apabila anak seseorang hamba itu meninggal dunia, maka berfirmanlah Allah kepada para malaikatNya: "Apakah engkau semua sudah mencabut ruhnya anak hambaKu." Mereka men-jawab: "Ya." Allah berfirman lagi: "Apakah engkau semua sudah mengambil buah hatinya." Mereka menjawab: "Ya." Allah berfirman lagi: "Kemudian bagaimanakah ucapan hambaKu itu." Mereka menjawab: "la memuji kepadaMu serta mengucapkan istirja'," yaitu Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, artinya: Sesungguh-nya kita semua ini adalah milik Allah dan kita semua tentu kembali kepadaNya. Allah Ta'ala lalu berfirman: "Dirikanlah untuk hambaKu itu sebuah rumah dalam syurga dan namakanlah rumah itu dengan sebutan: Baitulhamd - yakni Rumah Pujian."

Diriwayatkanoleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1393. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu niscayalah ridha kepada seseorang hamba yang makan sekali makanan lalu ia memuji kepada Allah atas makanan itu serta ia minum sekali minuman lalu memuji kepada Allah atas minuman itu."        (Riwayat Muslim)



۞ BAB 243 ۞

Kitab Shalawat Kepada Rasulullah s.a.w. - Bacaan Shalawat Kepada Rasulullah s.a.w.



Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya menyampaikan shalawatnya kepada Nabi - yakni Nabi Muhammad. Hai orang-orang yang beriman, ucapkanlah shalawat dan salam dengan sebenar-benarnya salam kepada Nabi itu." (al-Ahzab: 56)

1394. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahwasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w, bersabda:

"Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku sekali shalawat, maka Allah akan memberikan kerahmatan padanya sepuluh kali dengan sebab sekali shalawat tadi." (Riwayat Muslim)

1395. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Seutama-utama manusia bagiku pada hari kiamat ialah orang yang terbanyak bacaan shalawatnya padaku," yakni lebih diutamakan oleh beliau s.a.w. untuk dapat memperoleh syafaatnya dan dapat kedudukan yang terdekat dengannya.

Diriwayatkanoleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1396. Dari Aus bin Aus r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya di antara hari-harimu yang paling utama sekalti ialah hari Jum'at, maka perbanyakkanlah membaca shalawat padaku pada hari itu, sebab sesungguhnya bacaan shalawatmu itu ditunjukkan kepadaku."

Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah shalawat kita semua itu dapat ditunjukkan kepada Tuan, sedangkan Tuan sudah hancur tubuhnya?" Dalam sebagian riwayat disebutkan: dengan kata-kata: "Sedangkan Tuan telah rusak tubuhnya?" Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya Allah mengharamkan pada tanah untuk makan tubuhnya sekalian Nabi."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1397. Dari Abu Hurairah r.a. katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Terkena debulah hidung seseorang - yakni amat hina sekali seseorang - yang di waktu nama saya disebutkan di sisinya, tetapi ia tidak suka membaca shalawat padaku."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1398. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Janganlah engkau semua membuat kuburku itu sebagai hari raya - yakni untuk tempat berkumpul-kumpul guna bersenang-senang. Bacalah shalawat padaku karena sesungguhnya bacaan shalawatmu semua itu dapat sampai padaku, di mana saja engkau semua berada."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1399. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada seorangpun yang memberi salam padaku, melainkan Allah mengembalikan ruhku, sehingga saya dapat rnenjawab salam orang itu."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1400. Dari Ali r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang kikir ialah orang yang apabila namaku disebut disisinya ia tidak suka membaca shalawat padaku."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.

1401. Dari Fadhalah bin 'Ubaid r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. pernah mendengar seseorang yang berdoa dalam shalatnya, tetapi ia tidak mengucapkan puji-pujian kepada Allah Ta'ala dan tidak pula membaca shalawat pada Nabi s.a.w., lalu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tergesa-gesa sekali orang ini," kemudian orang itu dipanggilnya. Nabi s.a.w. lalu bersabda pada orang itu atau pada orang lain juga: "Jikalau seseorang di antara engkau semua hendak berdoa, maka hendaklah memulai dengan mengucapkan puji-pujian kepada Tuhannya yang Maha Suci serta puja-pujaan padaNya, selanjutnya membaca shalawat kepada Nabi s.a.w., seterusnya bolehlah ia berdoa dengan apa yang dikehendaki olehnya."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.

1402. Dari Abu Muhammad,yaitu Ka'ab bin 'Ujrah r.a., katanya: "Nabi s.a.w. keluar pada kita, lalu kita berkata: "Ya Rasulullah, kita semua telah mengerti bagaimana cara bersalam kepada Tuan, tetapi bagaimanakah cara kita kalau membaca shalawat kepada Tuan?" Beliau s.a.w. bersabda:

"Ucapkanlah:

"Alhhumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama shallaita 'ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid.

Allahumma barik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad, kama barakta 'ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid."

Artinya:

Ya Allah, berikanlah tambahan kerahmatan pada Muhammad dan pada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan tambahan kerahmatan pada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Termulia.

Ya Allah, berikanlah tambahan keberkahan pada Muhammad dan pada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah menambahkan keberkahan pada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Termulia. (Muttafaq 'alaih)

1403. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. datang kepada kita dan kita semua sedang dalam majlisnya Sa'ad bin 'Ubadah, lalu Basyir bin Sa'ad berkata kepada beliau s.a.w.: "Allah menyuruh kita supaya kita membaca shalawat kepada Tuan, ya Rasulullah, maka bagaimanakah cara kita mengucapkan shalawat kepada Tuan itu?" Rasulullah s.a.w. lalu diam, sehingga kita semua mengharapkan, alangkah baiknya kalau tadi-tadi Basyir tidak bertanya kepada beliau tentang hal itu. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Ucapkanlah:

Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad. Kama shailaita 'ala Ibrahim.

Wabarik 'ala Muhammad wa 'ala ali Muhammad. Kamabarakta 'ala ali Ibrahim. Innaka hamidum majid.

Artinya periksa dalam Hadis no. 1402 di atas. Adapun tentang salam, maka sebagaimana yang engkau semua sudah diajari." (Riwayat Muslim)

1404. Dari Abu Humaid as-Sa'idi r.a., katanya: "Para sahabat berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah cara kita mengucapkan shalawat kepada Tuan?" Beliau s.a.w. bersabda;

"Ucapkanlah:

Allahumma shalli 'ala Muhammad, wa 'ala azwajihi wa dzurriyyatihi. Kama shailaita 'ala Ibrahim.

Wa barik 'ala Muhammad, wa 'ala azwajihi wa dzurriyyatihi. Kama barakta 'ala Ibrahim.

Innaka hamidum majid."

Ya Allah, berikanlah tambahan kerahmatan pada Muhammad dan pada isteri-isteri dan keturunan-keturunannya. Sebagaimana Engkau telah memberikan tambahan kerahmatan pada Ibrahim.

Dan berikanlah tarnbahan keberkahan pada Muhammad dan pada isteri-isteri dan keturunan-keturunannya. Sebagaimana Engkau telah menambahkan keberkahan pada Ibrahim. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Termulia.   (Muttafaq 'alaih)



۞ BAB 244 ۞

Kitab Berbagai Zikir - Keutamaan Zikir Dan anjuran Mengerjakannya



Allah Ta'ala berfirman:

"Dan niscayalah berzikir kepada Allah itu adalah lebih besar -keutamaannya." (al-'Ankabut: 45)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Maka berzikirlah engkau semua kepadaKu, tentu Aku akan ingat padamu semua." (al-Baqarah: 152)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Dan berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan takut dan bukan dengan suara keras, di waktu pagi dan petang dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai" (al-A'raf: 205)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Dan berzikirlah engkau semua kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya, supaya
engkau semua berbahagia." (al-Jumu'ah: 10)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang Islam, lelaki dan perempuan," sampai kepada firman Allah Ta'ala: "Dan orang-orang'yang berzikir kepada Allah, lelaki dan perempuan dengan sebanyak-banyaknya, maka Allah menyediakan kepada mereka itu pengampunan serta pahala yang besar." (al-Ahzab: 35)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah kepada Allah dengan zikir yang sebanyak-banyaknya dan Maha Sucikanlah Allah itu di waktu pagi dan sore," sampai akhir ayat. (al-Ahzab: 41-42)

Ayat-ayat dalam bab ini banyak sekali dan dapat dimaklumi.

1405. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Ada dua kalimat yang ringan pada lisan - yakni mudah diucapkan, tetapi berat sekali dalam timbangan - di akhirat, dicintai oleh Allah Maria Pengasih, yaitu Subhanallah wa bihamdih dan Subhanallabil 'azhim."

Artinya: Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya dan Maha Suci Allah yang Maha Agung. (Muttafaq 'alaih)

1406. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Niscayalah kalau saya mengucapkan:

Subhanallah walhamdu lillah wa la ilaha illallah wallahu akbar -Maha Suci Allah, segenap puji bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah adalah Maha Besar, maka itu adalah lebih saya sukai daripada apa saja yang matahari terbit atasnya - yakni lebih disukai dari dunia dan seisinya ini." (Riwayat Muslim)

1407. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa mengucapkan:

La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, labul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir - Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. BagiNya adalah semua kerajaan dan puji-pujian dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala scsuatu, dalam sehari seratus kali, maka ia memperoleh pahala yang menyamai dengan memerdekakan sepuluh orang hambasahaya, juga untuknya dicatatlah sebanyak seratus kebaikan dan dihapuskanlah dari dirinya sebanyak seratus keburukan, juga ia dapat memperoleh perjagaan dari godaan syaitan pada harinya itu sampai waktu sore. Tiada seorangpun yang dapat memperoleh sesuatu yang lebih utama dari apa yang dilakukan oleh orang di atas itu, melainkan seseorang yang mengerjakan lebih banyak dari itu."

Beliau s.a.w. selanjutnya bersabda:

"Barangsiapa yang mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih -Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya, dalam sehari sebanyak seratus kali, maka dihapuskanlah dari dirinya Semua kesalahan-kesalahannya, sekalipun kesalahan-kesalahannya itu banyaknya seperti buih lautan." (Muttafaq 'alaih)


1408. Dari Abu Ayyub al-Anshari r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa mengucapkan: La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir -artinya lihat Hadis no. 1407, sebanyak sepuluh kali, maka ia adalah sebagaimana seseorang yang memerdekakan empat jiwa dari keturunan Ismail." (Muttafaq 'alaih)

1409. Dari Abu Zar r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya:

"Tidakkah engkau semua suka kalau saya beritahukan kepadamu perihal ucapan yang paling dicintai oleh Allah? Sesungguhnya ucapan yang paling dicintai oleh Allah ialah Subhanallah wa bihamdih." (Riwayat Muslim)

1410. Dari Abu Malik al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Bersuci itu adalah separuh keimanan, bacaan Alhamdulillah itu adalah memenuhi beratnya timbangan - di akhirat, sedang Subhanallah dan Alhamdulillah itu memenuhi apa yang ada di antara langit dan bumi." (Riwayat Muslim)

1411. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Ada seorang A'rab- penghuni pedalaman negeri Arab - datang kepada Rasulullah s.a.w., lalu berkata: "Ajarkanlah kepada saya sesuatu ucapan yang baik saya ucapkan!" Beliau s.a.w. bersabda: "Katakanlah:

La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, Allahu Akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanaliahi rabbil 'alamin wa la haula wa la quwwata illa billahil 'azizil hakim."

Artinya:Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya. Allah adalah Maha Besar dengan sebesar-besarnya, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya, Maha Suci Allah yang menguasai seluruh alam dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Mulia lagi Bijaksana.

Orang A'rab tadi lalu berkata: "Itu semua adalah untuk memuji Tuhanku. Lalu manakah yang untuk kepentinganku?" Beliau s.a.w. bersabda: "Katakanlah: Allahummaghfir li warhamni wahdini warzuqni" - Ya Allah, berilah pengampunan pada saya, berilah kerahmatan, juga petunjuk dan rezeki kepada saya. (Riwayat Muslim)

1412. Dari Tsauban r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari sembahyangnya, beliau s.a.w. lalu mengucapkan istighfar "' yakni Astaghfirullah, artinya: Saya mohon ampun kepada Allah, sebanyak tiga kali, kemudian mengucapkan: Allahumma antas salam, wa minkas salam, tabarakta ya Dzaljalali wal-ikram."

Ya Allah, Engkau adalah Maha Menyelamatkan, daripadaMulah datangnya keselamatan, Engkau Maha Tinggi, hai Zat yang memiliki keperkasaan dan kemuliaan.

Kepada al-Auza'i ditanyakan-dan ini adalah salah seorang yang meriwayatkan Hadis: "Bagaimanakah ucapan istighfar itu?" la menjawab: "Orang yang beristighfar itu supaya mengucapkan: Astaghfirullah, astaghfirullah." (Riwayat Muslim)

1413. Dari Almughirah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila selesai dari shalat dan telah bersalam, lalu mengucapkan:

La ilaha illalahu wahdahu la syarikatah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir - artinya lihat Hadis no. 1407.

Allahumma la mani'a lima a'thaita wa la mu'thia lima mana'ta wa la yanfa'u dzaljaddi minkal jaddu - Ya Allah, tiada yang kuasa menolak terhadap apa saja yang Engkau berikan dan tiada yang kuasa memberi terhadap apa saja yang Engkau tolak dan tiada akan memberikan kemanfaatan kekayaan itu kepada orang yang me-milikinya daripada siksaMu. (Muttafaq 'alaih)

1414. Dari Abdullah bin az-Zubair radhiallahu 'Anhuma bahwasanya ia mengucapkan setiap selesai mengerjakan shalat dan bersalam:

La ilaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir- artinya lihat Hadis no. 1407. Lahaula wa la quwwata illabillah - Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah.

La ilaha illallahu wa la na'budu illa iyyahu, lahun ni'mati wa lahut stsana-ul hasan. La ilaha illallahu mukhlishina lahuddina wa Iau karihal kafirun.

Tiada Tuhan melainkan Allah dan kita tidak menyembah selain daripadaNya. BagiNyalah segala kenikmatan dan keutamaan bagi-Nya pula puji-pujian yang baik. Tiada Tuhan melainkan Allah, kita berikhlas hati menjalankan agama untukNya, sekalipun orang-orang kafir sama membenci.

Abdullah bin az-Zubair berkata: "Rasulullah s.a.w. bertahlil dengan yang tersebut di atas itu sehabis setiap bersembahyang." (Riwayat Muslim)

1415. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya kaum fakir dari golongan para sahabat Muhajirin mendatangi Rasulullah s.a.w. lalu berkata: "Orang-orang yang memiliki harta banyak itu sama pergi -yakni meninggal dunia - dengan membawa derajat yang tinggi-tinggi dan kenikmatan yang kekal. Sebabnya ialah karena mereka bersembahyang sebagaimana kita bersembahyang, mereka ber-puasa sebagaimana kita berpuasa, lagi mereka mempunyai ke-lebihan dari harta-harta mereka dan dapat mereka gunakan untuk beribadat haji, berumrah, berjihad serta bersedekah." Beliau s.a.w. lalu bersabda:

"Tidakkah engkau semua suka kalau saya ajarkan kepadamu semua sesuatu yang dengannya itu engkau semua dapat mencapai pahala orang yang telah mendahuluimu dan dapat men-dahului orang yang sesudahmu. Juga tiada seorangpun yang lebih utama pahalanya daripadamu semua, selain orang yang mengerjakan sebagaimana yang engkau kerjakan itu?" Mereka menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda: "Hendaklah engkau semua membaca tasbih, tahmid dan takbir sehabis shalat - wajib -sebanyak tigapuluh tiga kali masing-masing."

Abu Shalih yang meriwayatkan Hadis ini dari Abu Hurairah, ketika ditanya bagaimana cara menyebutkan tasbih, tahmid dan takbir itu, lalu menjawab: "Orang yang berzikir itu supaya me-ngucapkan: "Subhanallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar - Maha Suci Allah dan segenap puji bagi Allah dan Allah adalah Maha Besar." Sehingga jumlah semuanya itu ada tigapuluh tiga kali. (Muttafaq *a!alh)

Imam Muslim menambahkan dalam riwayatnya: "Lalu kembalilah kaum fakir dari golongan sahabat Muhajirin itu kepada Rasulullah s.a.w. lalu mereka berkata: "Saudara-saudara kita yakni orang-orang yang berharta sudah sama mendengar apa yang kita kerjakan ini, kemudian merekapun mengerjakan seperti itu pula." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Yang sedemikian itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada orang yang di- kehendaki."

Addutsur adalah jamaknya datsrun dengan fathahnya dal dan saknahnya tsa' yang bertitik tiga, artinya ialah harta yang banyak.

1416. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Rasulullah s.a.w. bersabda :

"Barangsiapa yang membaca Subhanallah sehabis tiap bersembahyang - wajib - sebanyak tigapuluh tiga kali dan membaca Alhamdudillah sebanyak tigapuluh tiga kali dan pula membaca Allahu Akbar sebanyak tigapuluh tiga kali dan untuk menyempurna-kan keseratusnya ia membaca: La iiaha illallahu wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir -artinya lihatlah dalam Hadis no. 1407, maka diampunkanlah untuknya semua kesalahan-kesalahannya,sekalipun banyaknya itu seperti buih lautan." (Riwayat Muslim)

1417. Dari Ka'ab bin 'Ujrah r.a. dari Rasulullah s.a.w. sabdanya: "Beberapa penghujung yang tidak akan rugilah orang yang mengucapkannya atau yang mengerjakannya sehabis setiap shalat yang diwajibkan, yaitu tigapuluh tiga kali bacaan tasbih, tigapuluh tiga kali bacaan tahmid dan tigapuluh empat kali bacaan takbir." (Riwayat Muslim)

1418. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu berta'awwudz - yakni berdoa untuk mohon perlindungan -pada setiap selesai shalat dengan kalimat-kalimat ini - yang artinya -Ya Allah, saya mohon perlindungan kepadaMu daripada licik dan kikir, saya mohon perlindungan pula padaMu kalau saya sampai dikembalikan kepada serendah-rendahnya usia - yakni usia ter-lampau tua, juga saya mohon perlindungan padaMu daripada fitnah dunia serta saya mohon perlindungan padaMu daripada fitnah kubur." (Riwayat Bukhari)

1419. Dari Mu'az r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengambil tangannya dan berkata: "Hai Mu'az, demi Allah, sesungguhnya saya ini mencintaimu." Beliau s.a.w. lalu melanjutkan sabdanya: "Saya berwasiat padamu, hai Mu'az, janganlah sekali-kali engkau meninggalkan setiap selesai bersembahyang mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, berilah saya pertolongan untuk tetap berzikir kepadaMu, serta bersyukur kepadaMu dan beribadat secara baik kepadaMu." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih

1420. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Jikalau seseorang di antara engkau semua bertasyahhud - yaitu mengucapkan bacaan Attahiyyat dan seterusnya, maka pada penghabisannya hendaklah mohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara. Maka supaya ia mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah,sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah di waktu hidup dan setelah mati dan pula dari kejahatan fitnahnya Dajjal yang mengembara." (Riwayat Muslim)

1421. Dari Ali r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila berdiri mengerjakan shalat, maka salah satu dari yang terakhir sekali beliau ucapkan antara tasyahhud dan salam, yaitu bacaan - yang artinya: "Ya Allah, ampunilah saya dosa-dosa yang lampau dan yang akan datang, juga yang saya sembunyikan serta yang saya tampakkan, bahkan juga yang saya perlebih-lebihkan dan dosa yang Engkau adalah lebih mengetahui daripada saya sendiri. Engkau adalah Maha Mendahulukan serta Maha Mengakhirkan, tiada Tuhan melainkan Engkau." (Riwayat Muslim)

1422. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. itu memperbanyak dalam mengucapkan ketika ruku' dan sujudnya, yaitu Subhanakallahumma rabbana wa bihamdikallahummaghfirli -Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kita dan dengan mengucapkan puji-pujian padaMu, ya Allah berilah pengampunan padaku." (Muttafaq 'alaih)

1423. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengucapkan dalam ruku' dan sujudnya: "Subbuhun quddusun Rabbul malaikati warruh - Maha Suci dan Maha Bersih, yaitu Tuhan semua malaikat serta Jibril." (Riwayat Muslim)

1424. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Adapun ketika ruku' maka Maha Agungkanlah Tuhan di dalamnya, sedang ketika sujud, maka giatlah dalam berdoa, sebab nyata engkau semua akan dikabulkan doamu semua itu." (Riwayat Muslim)

1425. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sedekat-dekat keadaan seseorang hamba dari Tuhannya ialah di waktu ia sedang bersujud, maka perbanyakkanlah berdoa dalam sujud itu." (Riwayat Muslim)

1426. Dari Abu Hurairah r.a. pula bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengucapkan dalam sujudnya: Allahummaghfir li dzanbi kullahu, diqqabu wa jillahu wa awwalahu wa akhirahu wa 'alaniatahu wa sirrabu - ya Allah, berilah pengampunan padaku akan semua dosaku, yang kecil dan yang besar, yang permulaan dan yang penghabisan, yang terang-terangan dan yang rahasia." (Riwayat Muslim)

1427. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Pada suatu malam saya kehilangan Nabi s.a.w., lalu saya selidiki,tiba-tiba beliau s.a.w. sedang melakukan ruku' atau sujud dan di situ beliau mengucapkan: Subhanaka wa bihamdika la ilaha ilia anta - Maha Suci Engkau dan dengan mengucapkan puji-pujian padaMu, tiada Tuhan melainkan Engkau."

Dalam riwayat lain disebutkan: "Lalu jatuhlah tanganku -Aisyah- pada kedua tapak kakinya yang bagian dalam dan beliau sedang ada di dalam masjid, sedang kedua tapak kaki itu didirikan. Diwaktu itu beliau s.a.w. mengucapkan - yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan dengan keridhaanMu daripada kemurkaanMu dan dengan pengampunanMu dari siksaanMu. ]uga saya mohon perlindungan padaMu, saya tidak menghitung-hitungkan pujian atasMu. Engkau adalah sebagaimana yang Engkau pujikan pada diriMu sendiri. (Riwayat Muslim)

1428. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a., katanya: "Kita semua berada di sisi Rasulullah s.a.w., lalu beliau bersabda: "Adakah seseorang di antara engkau semua itu tidak kuasa mencari seribu kebaikan dalam setiap harinya?" Kemudian ada seorang dari golongan yang duduk-duduk di waktu itu bertanya pada beliau s.a.w.: "Bagaimanakah caranya mencari seribu kebaikan itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Hendaknya orang - yang ingin mendapat seribu kebaikan dalam sehari itu - tadi membaca tasbih seratus kali, maka untuknya dicatatlah sebanyak seribu kebaikan atau dihapuskanlah dari dirinya seribu kesalahan." (Riwayat Muslim)

Al-Humaidi berkata: "Demikianlah yang disebutkan dalam kitab Muslim yakni dengan kata-kata: "Au yuhaththu" - artinya: atau dihapuskan. Al-Barqani berkata: "Hadis ini dtriwayatkan oleh Syu'bah dan juga Abu 'Awanah dan Yahya al-Qaththan dari Musa yang diriwayatkan oleh Imam

Muslim dari arahnya itu. Mereka mengatakan: Wa yuhaththu - artinya: dan dihapuskan, tanpa kata: "Alfin - yakni seribu."

1429. Dari Abu Zar r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Atas setiap ruas tulang dari seseorang di antara engkau semua itu pada setiap paginya harus ada masing-masing sedekahnya. Maka setiap sekali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap sekali bacaan tahmid adalah sedekah, setiap sekali bacaan tahlil adalah sedekah, setiap sekali bacaan takbir adalah sedekah, memerintahkan kepada kebaikan juga sedekah, mencegah dari kemungkaran juga sedekah dan keseluruhannya itu dapat dicukupi oleh dua rakaat yang dikerjakan oleh seseorang itu dari shalat Dhuha." (Riwayat Muslim)

1430. Dari Ummul mu'minin yaitu Juwairiyah binti al-Harits radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. keluar dari rumahnya pada pagi hari ketika bersembahyang Subuh. Waktu itu Juwairiyah ada di dalam masjidnya. Kemudian beliau s.a.w. kembali setelah melakukan shalat Dhuha, sedangkan Juwairiyah duduk. Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Engkau masih tetap dalam keadaan di waktu tadi saya tinggalkan." Juwairiyah menjawab: "Ya." Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Saya telah mengucapkan setelah meninggalkan engkau tadi empat macam kalimat, sebanyak tiga kali, andaikata kalimat-kalimat itu ditimbang dengan kalimat-kalimat yang engkau ucapkan sejak hari ini tadi, niscaya kalimat-kalimat yang saya ucapkan itu menang daripada yang engkau ucapkan. Kalimat-kalimat itu ialah: "Subhanallah wa bihamdihi 'adada khalqihi wa ridba nafsihi wa zinata 'arsyihi wa midada kaiimatibi - Maha Suci Allah dan dengan mengucapkan puji-pujian padaNya, sebanyak hitungan makhluk-Nya, sesuai dengan keridhaan ZatNya, seberat timbangan 'arasyNya dan sepanjang beberapa kalimatNya." (Riwayat Muslim)

Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: Subhanallah 'adada khalqihi. Subhanalfah ridha nafsihi. Subhanallah zinata 'arsyihi. Subbanallah midada kalimatihi."

Dalam riwayat Imam Termidzi disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau suka kalau saya ajari beberapa kalimat yang baik engkau membacanya, yaitu: Subhanallah 'adada khalqihi, tiga kali; Subhanallah ridha nafsihi, tiga kali; Subhanatlah zinata 'arsyihi, tiga kali; Subhanallah midada kalimatihi, tiga kali."

1431. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a. dari Nabi s.a.w,, sabdanya: "Perumpamaan orang yang berzikir kepada Tuhannya dan orang yang tidak berzikir kepadaNya ialah seperti orang yang hidup dan orang yang mati." Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, yaitu sabda Nabi s.a.w. "Perumpamaan rumah yang di dalamnya digunakan untuk berzikir kepada Allah dan rumah yang tidak digunakan untuk berzikir kepada Allah adalah seperti benda yang hidup dan benda yang mati."

1432. Dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Allah Ta'ala berfirman - dalam Hadis qudsi: "Aku adalah menurut sangkaan - keyakinan - hambaKu kepadaKu. Aku adalah beserta hambaKu itu apabila ia berzikir - ingat - kepadaKu. Maka jikalau ia berzikir kepadaKu dalam dirinya, maka Akupun ingat padanya dalam diriKu dan jikalau ia berzikir kepadaKu di kalangan orang banyak, maka Aku ingat pada orang itu di kalangan makhluk yang lebih baik dari mereka itu - yakni di kalangan para malaikat." (Muttafaq 'alaih)

1433. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Telah dahululah orang-orang yang menyendiri." Para sahabat bertanya: "Siapakah orang-orang yang menyendiri itu, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab: "Mereka itu ialah yang sama berzikir kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya, baik lelaki ataupun perempuan." (Riwayat Muslim)

Maksudnya: Menyendiri dalam ingatnya kepada Allah di waktu orang-orang lain tidak mengingat kepadaNya. Inilah yang lebih dahulu memperoleh keridhaan Allah Ta'ala.

Diriwayatkan Almufarridun dengan tasydidnya ra' dan ada yang meriwayatkan dengan takhfifnya - yakni ra'nya tanpa syaddah lalu dibaca mufridun. Tetapi yang masyhur yang dikatakan oleh Jumhur Ulama ialah dengan tasydid.

1434. Dari Jabir r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Seutama-utama zikir ialah lafaz La ilaha illallah." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1435. Dari Abdullah bin Busr r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata:"Ya Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam sudah banyak-yakni hukum-hukumnya sudah lengkap-atas diriku, maka beritahukanlah kepada saya akan sesuatu yang saya dapat ber-pegang padanya." Beliau s.a.w. bersabda: "Supaya lisanmu itu senantiasa basah dengan berzikir kepada Allah." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadis hasan.

1436. Dari Jabir r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Barangsiapa mengucapkan: Subhanallah wa bihamdih, maka ditanamlah untuknya sebatang pohon kurma dalam syurga." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1437. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Saya bertemu Nabi Ibrahim a.s., pada malam saya diisra'kan, lalu beliau berkata: "Hai Muhammad, sampaikanlah salam saya kepada ummatmu dan beritahukanlah kepada mereka bahwasanya syurga itu bagus tanahnya, tawar airnya dan bahwasanya ia adalah merupakan tanah datar yang rata dan benih tanaman syurga itu ialah: Subhanallah walhamdulillah wa la ilaha illallah wallahu Akbar."

Diriwayatkan oleh I mam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1438. Dari Abuddarda' r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau semua suka kalau saya beritahukan kepadamu semua akan sebaik-baik amalanmu, juga seindah-indahnya bagi Tuhan yang Maha Merajaimu semua, serta yang tertinggi dalam derajat-derajatmu semua, bahkan lebih baik untukmu semua dari-pada menafkahkan emas dan perak, juga lebih baik untukmu semua daripada engkau semua bertemu dengan musuhmu lalu engkau tebas leher-leher mereka itu dan merekapun menebas leher-lehermu semua?" Para sahabat berkata: "Baiklah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu berzikir kepada Allah Ta'ala."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi. Imam Hakim, Abu Abdillah mengatakan bahwa isnad Hadis ini adalah shahih.

1439. Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. bahwasanya ia bersama Rasulullah s.a.w. masuk ke tempat seorang wanita dan di mukanya ada beberapa biji atau beberapa kerikil - batu-batu kecil - yang digunakan untuk menghitung tasbihnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Tidakkah engkau suka kalau saya memberitahukan padamu tentang sesuatu yang lebih mudah untukmu daripada ini dan bahkan lebih utama?" Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda: "Yaitu suatu bacaan - yang artinya: Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang diciptakan olehNya di langit. Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang diciptakan olehNya di bumi. Juga Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang ada di antara langit dan bumi. Maha Suci Allah sebanyak hitungan apa-apa yang diciptakan olehNya. Allah adalah Maha Besar sebanyak seperti itu pula.segenap puji bagi Allah sebanyak seperti itu pula. Tiada Tuhan melainkan Allah sebanyak seperti itu pula dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah sebanyak seperti itu pula."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1440. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah sa..w. bersabda kepadaku:

"Tidakkah engkau suka kalau saya tunjukkan kepadamu pada sesuatu gedung simpanan dari beberapa gedung simpanan syurga?" Saya - Abu Musa - berkata: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Yaitu ucapan: La haula wala quwwata ilia billah -Tiada daya dan tiada kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah." (Muttafaq 'alaih)



۞ BAB 245 ۞

Berzikir Kepada Allah Ta'ala Dengan Berdiri, Duduk,Berbaring, Berhadas, Sedang Junub Dan Haidh, Kecuali Al-Quran, Maka Tidak Halal Bagi Orang Yang Sedang Junub Atau Haidh


Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit-langh dan bumi, perbedaan malam dan siang, itu semua adalah tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mempunyai pemikiran - yakni suka menggunakan akal fikirannya, yaitu orang-orang yang suka berzikir kepada Allah, baik sedang berdiri, duduk ataupun ketika berbaring pada lambung-lambung mereka." (ali-lmran: 190)

1441. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu berzikir kepada Allah dalam segala keadaannya." (Riwayat Muslim)

1442. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Andaikata seseorang di antara engkau semua itu ketika mendatangi isterinya - hendak bersetubuh dengannya - lalu mengucapkan dulu: Bismillah Allahumma jannibnasy syaithana wa jannibisy syaithana ma razaqtana - Dengan nama Allah, ya Allah, jauhkanlah syaitan dari kita dan jauhkan pula syaitan itu dari anak yang akan Engkau rezekikan pada kita,kemudian ditakdirkan akan ada seorang anak di antara kedua suami-isteri itu, tentulah syaitan tidak akan dapat membuat bahaya pada anak itu." (Muttafaq 'alaih)



۞ BAB 246 ۞

Apa Yang Diucapkan Ketika Hendak Tidur Dan Bangun Tidur


1443. Dari Hudzaifah dan Abu Zar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu apabila menempati tempat tidur - yakni hendak tidur, beliau s.a.w. mengucapkan: Bismikallahumma ahya wa amutu - Dengan namaMu ya Allah saya hidup dan mati. Dan apabila beliau s.a.w. bangun dari tidur, lalu mengucapkan: Al-hamdulillahil ladzi ahyana ba'da ma amatana wa ilaihin nusyur -Segenap puji bagi Allah yang menghidupkan kita - yakni membangunkan dari tidur - sesudah mematikan kita - yakni sehabis kita tidur yang disamakan sebagai mati - dan kepadaNyalah kita kembali." (Riwayat Bukhari)



۞ BAB 247 ۞

Keutamaan Berhimpun Untuk Berzikir Dan Mengajak-ajak Untuk Menetapinya Dan Larangan Memisahkan Diri Daripadanya Kalau Tanpa Uzur


Allah Ta'ala berfirman:

"Dan sabarkanlah dirimu berkumpul bersama orang-orang yang menyeru kepada Tuhan di waktu pagi dan petang. Mereka mengharapkan keridhaanNya dan janganlah engkau menghindarkan pandanganmu dari mereka itu." (al-Kahf: 21)

1444. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mempunyai beberapa malaikat yang berkeliling di jalan-jalan untuk mencari para ahli zikir, jikalau mereka menemukan sesuatu kaum yang berzikir kepada Allah'Azza-wajalla lalu mereka memanggil-kawan-kawannya: " Ke marilah.di sinilah ada hajatmu - ada yang engkau semua cari. Mereka lalu berputar di sekeliling orang-orang yang berzikir itu serta menaungi mereka dengan sayap-sayapnya sampai ke langit dunia. Tuhan mereka lalu bertanya kepada mereka, tetapi Tuhan sebenarnya lebih Maha Mengetahui hal itu. Firman Tuhan: "Apakah yang diucapkan oleh hamba-hambaKu itu?" Para malaikat menjawab: "Mereka itu sama memaha sucikan Engkau, memaha besarkan, memuji serta memaha agungkan padaMu - yakni bertasbih, bertakbir, bertahmid dan bertamjid. Tuhan berfirman lagi: "Adakah mereka itu dapat melihat Aku?" Malaikat menjawab: "Tidak, demi Allah, mereka itu tidak melihat Engkau."

Dijawab: "Tidak, demi Allah mereka tidak pernah melihatnya." FirmanNya: "Bagaimanakah andaikata mereka pernah melihatnya?" Dijawab: "Andaikata mereka pernah melihatnya, tentulah mereka akan lebih sangat larinya dan lebih sangat takutnya pada neraka itu." FirmanNya: "Kini Aku hendak mempersaksikan kepadamu semua bahwasanya Aku telah mengampunkan mereka itu." FirmanNya: "Bagaimanakah sekiranya mereka dapat melihat Aku?" Dijawab: "Andaikata mereka melihat Engkau, tentulah mereka akan lebih giat ibadatnya padaMu, lebih sangat memaha agungkan padaMu, juga lebih banyak pula bertasbih padaMu." FirmanNya: "Apakah yang mereka minta itu?" Dijawab: "Mereka meminta syurga." FirmanNya: "Adakah mereka pernah melihat syurga?" Dijawab: "Tidak, demi Allah, ya Tuhan, mereka tidak pernah melihat syurga itu." FirmanNya: "Bagaimanakah andaikata mereka dapat melihatnya?" Dijawab: "Andaikata mereka pernah melihatnya, tentulah
mereka akan lebih lobanya pada syurga itu, lebih sangat mencarinya dan lebih besar keinginan mereka pada syurga tadi." FirmanNya: "Dari apakah mereka memohonkan perlindungan?" Dijawab: "Mereka mohon perlindungan daripada neraka." FirmanNya: "Adakah mereka pernah melihat neraka itu?"

Nabi s.a.w.bersabda: "Ada salah satu di antara para malaikat itu berkata: "Di kalangan orang-orang yang berzikir itu ada seorang yang sebenarnya tidak termasuk golongan mereka; hanyasanya ia datang karena ada sesuatu hajat belaka." Allah berfirman: "Mereka adalah sekawanan sekedudukan dan tidak akan celakalah orang yang suka menemani mereka itu - yakni orang yang pendatang itupun memperoleh pengampunan pula." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan: Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Sesungguhnya Allah Ta'ala itu mempunyai para malaikat yang berkeliling - di bumi - dan utama-utama keadaannya. Tugas mereka ialah mengikuti majlis-majlis berzikir. Maka apabila mereka menemukan sesuatu majlis yang berisi zikir di dalamnya, merekapun lalu melalui orang-orang yang berzikir tadi lalu duduk bersama mereka." Allah lalu berfirman: "Kepada orang itupun saya berikan pengampunan pula. Mereka adalah kaum yang tidak akan celaka orang yang suka mengawani mereka." duduk bersama orang-orang yang berzikir itu dan saling berputar menaungi mereka dengan sayap-sayapnya antara satu dengan yang lainnya, sehingga memenuhi tempat yang ada di antara mereka dengan langit dunia.
Selanjutnya jikalau orang-orang yang berzikir itu telah berpisah, para malaikat tadi lalu mendaki dan naik ke langit, kemudian Allah 'Azzawajalla bertanya kepada mereka, tetapi Allah sebenarnya lebih mengetahui tentang hal itu: "Dari manakah engkau semua datang?" Mereka menjawab: "Kita semua baru datang dari hamba-hambaMu yang ada di bumi, mereka itu sama bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid serta memohonkan sesuatu padaMu." FirmanNya; "Apakah yang mereka mohonkan padaKu?" Dijawab: "Mereka mohon akan syurgaMu." FirmanNya: "Apakah mereka pernah melihat syurgaKu itu?" Dijawab: "Tidak,ya Tuhan." FirmanNya: "Bagaimana pula sekiranya mereka pernah melihat syurgaKu itu." Para malaikat berkata lagi: "Mereka itu juga memohonkan perlindungan padaMu." FirmanNya: "Dari apakah mereka sama memohonkan perlindungan padaKu?" Dijawab; "Dari nerakaMu, ya Tuhan." FirmanNya: "Apakah mereka pernah melihat nerakaKu itu?" Dijawab: "Tidak pernah." FirmanNya: "Bagaimana pula sekiranya mereka pernah melihat nerakaKu." Para malaikat itu berkata lagi: "Mereka juga memohonkan pengampunan daripadaMu." Allah lalu berfirman: "Sungguh-sungguh Aku telah mengampuni mereka itu, kemudian Aku berikan pula apa-apa yang mereka minta dan Aku berikan perlindungan pula mereka itu dari apa-apa yang mereka mohonkan perlindungannya." Nabi s.a.w. bersabda: "Para malaikat itu berkata: "Ya Tuhan, di kalangan mereka ada seorang hamba yang banyak sekali kesalahannya, ia hanyalah berjalan saja

1445. Dari Abu Hurairah dan dari Abu Said radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada sesuatu kaumpun yang duduk-duduk sambil berzikir kepada Allah, melainkan dikelilingi oleh para malaikat dan ditutupi oleh kerahmatan serta turunlah kepada mereka itu ketenangan -dalam hati mereka - dan Allah mengingatkan mereka kepada makhluk-makhluk yang ada di sisinya - yakni disebut-sebutkan hal-ihwal mereka itu di kalangan para malaikat" (Riwayat Muslim)

1446. Dari Abu Waqid al-Harits bin 'Auf r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w., pada suatu ketika sedang duduk dalam masjid beserta orang banyak,tiba-tiba adatiga orang yangdatang. Yang dua orang terus menghadap kepada Rasululah s.a.w. sedang yang seorang lagi lalu pergi. Kedua orang itu berdiri di depan Rasulullah s.a.w. Adapun yang seorang, setelah ia melihat ada tempat yang longgar dalam himpunan majlis itu, lalu terus duduk di situ, sedang yang satu lagi duduk di belakang orang banyak, sedangkan orang ketiga terus menyingkir dan pergi.

Setelah Rasulullah s.a.w. selesai - dalam mengamat-amati tiga orang tadi - lalu bersabda: "Tidakkah engkau semua suka kalau saya memberitahukan perihal tiga orang ini? Adapun yang seorang -yang melihat ada tempat longgar terus duduk di situ, maka ia menempatkan dirinya kepada Allah, kemudian Allah memberikan tempat padanya. Adapun yang lainnya - yang duduk di belakang orang banyak, ia adalah malu - untuk berdesak-desakan dan sikap ini terpuji, maka Allah pun malu padanya, sedangkan yang seorang lagi -yang terus menyingkir, ia memalingkan din, maka Allah juga berpaling dari orang itu." (Muttafaq 'alaih)

1447. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Mu'awiyah r.a. keluar menuju suatu golongan yang berhimpun dalam masjid, lalu ia berkata: "Apakah yang menyebabkan engkau semua duduk ini?" Orang-orangmenjawab: "Kita duduk untuk berzikir kepada Allah." la berkata lagi: "Apakah, demi Allah, tidak ada yang menyebabkan engkau semua duduk ini melainkan karena berzikir kepada Allah saja?" Mereka menjawab: "Ya, tidak ada yang menyebabkan kita semua duduk ini, kecuali untuk itu." Mu'awiyah lalu berkata: "Sebenarnya saya bukannya meminta sumpah dari engkau semua itu karena sesuatu dugaan yang meragukan terhadap dirimu semua dan tiada seorangpun yang sebagaimana kedudukan saya ini dari Rasulullah s.a.w. yang lebih sedikit Hadisnya daripada saya sendiri -karena sangat berhati-hatinya meriwayatkan Hadis. Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pada suatu ketika keluar menuju suatu golongan yang berhimpun dari kalangan sahabat-sahabatnya, lalu beliau s.a.w. bersabda: "Apakah yang menyebabkan engkau semua duduk ini?" Para sahabat menjawab: "Kita duduk untuk berzikir kepada Allah, juga memuji padaNya karena telah menunjukkan kita semua kepada Agama Islam dan mengaruniakan kenikmatan Islam itu pada kita." Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Apakah, demi Allah, tidak menyebabkan engkau semua duduk ini melainkan karena itu?" Sesungguhnya saya bukannya meminta sumpah dari engkau semua itu karena sesuatu dugaan yang meragukan terhadap dirimu semua, tetapi Jibril datang padaku dan memberitahukan bahwasanya Allah merasa bangga dengan engkau semua itu kepada malaikat - yakni kebanggaanNya itu ditunjukkan kepada para malaikat." (Riwayat Muslim)



۞ BAB 248 ۞

Zikir Di Waktu Pagi Dan Petang


Allah Ta'ala berfirman:

"Dan berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu dengan rasa rendah diri dan takut dan tidak pula dengan ucapan yang keras-keras, yaitu pada waktu pagi dan petang dan janganlah engkau termasuk dalam golongan orang-orang yang lalai." (al-A'raf: 205)

Ahli lughah berkata: "Al-Aashal adalah jama'nya lafaz ashil, iaitu waktu antara Asar dan Maghrib - yakni waktu petang hari.

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Dan memaha sucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian kepada Tuhanmu sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya." (Thaha: 130)

"Dan maha sucikanlah dengan mengucapkan puji-pujian pada Tuhanmu di waktu petang  dan pagi." (Ghafir: 55)

Ahli lughah berkata: Al'asyiy ialah waktu antara tergelincirnya -yakni lingsirnya - matahari sampai terbenamnya.

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Cahaya itu ada di dalam rumah-rumah yang Allah mengizinkan kalau ditinggikan -
bangunannya dan dimuliakan rumah-rumah Allah itu - serta NamaNya disebut-sebutkan di dalamnya, iaitu tempat untuk memaha sucikan padaNya di waktu pagi
dan petang. Beberapa orang lelaki yang tidak lalai kerana perniagaan dan jual-beli dari berzikir kepada Allah" sampai habisnya ayat. (an-Nur: 36)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Sesungguhnya Kami - Allah - telah menundukkan gunung-gunung itu untuk bertasbih bersama Dawud di waktu petang dan pagi." (Shad: 18)

1448. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang mengucapkan ketika pagi dan petang: Subhanallah wa bihamdi, seratus kali, maka tidak akan datang seseorang pun besok pada hari kiamat yang keadaannya lebih utama dari apa yang dikerjakannya, kecuali seseorang yang mengucapkan seperti apa yang diucapkan olehnya itu atau menambahkan dari ucapannya tadi." (Riwayat Muslim)

1449. Dari Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Ada seorang lelaki datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: "Ya Rasulullah, ada sesuatu yang saya bertemu dengannya, iaitu seekor kala, lalu menyengat pada saya tadi malam." Beliau s.a.w. bersabda: "Andaikata engkau mengucapkan ketika engkau berada di waktu petang, iaitu: "A'udzu bikalimatilahit tammati min syarri ma khalaq - Saya mohon perlindungan dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari apa saja yang diciptakan olehNya, nescayalah binatang itu tidak akan membahayakan padamu." (Riwayat Muslim)

1450. Dari Abu Hurairah r.a. pula dari Nabi s.a.w. bahawasanya beliau s.a.w. di waktu pagi mengucapkan - yang ertinya: Ya Allah, dengan karuniaMu kita berpagi-pagi dan dengan karuniaMu pula kita berpetang-petang. Dengan pertolonganMu kita hidup dan dengan takdirMu kita mati dan kepadaMulah tempat kita kembali." Selanjutnya jikalau di waktu petang beliau s.a.w. mengucapkan – yang artinya: Ya Allah, dengan kurniaMu kita berpetang-petang, dengan pertolonganMu kita hidup dan dengan takdirMu kita mati dan kepadaMulah tempat kita kembali."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1451. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Abu Bakar as-Shiddiq r.a. berkata: "Ya Rasulullah, perintahkanlah kepada saya untuk mengucapkan beberapa kalimat yang perlu saya bunyikan di waktu saya berpagi-pagi atau berpetang-petang!" Beliau s.a.w. bersabda: "Ucapkanlah - yang artinya: "Ya Allah, yang Maha Menciptakan semua langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang terang, tuhan segala sesuatu serta yang Maha Merajainya. Saya menyaksikan bahwasanya tiada Tuhan melainkan Engkau. Saya mohon perlindungan dari kejahatan diri saya sendiri dan dari kejahatan syaitan serta apa yang yang menyebabkan kemusyrikin kepada Allah." Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda: "Ucapkanlah itu jikalau engkau berpagi-pagi, berpetang-petang dan ketika engkau mengambil tempat tidurmu - yakni hendak tidur." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1452. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. itu apabila berpetang-petang mengucapkan - yang artinya: kita berpetang-petang dan segenap kerajaan pada waktu petang inipun kepunyaan Allah, segenap puji-pujian bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya."

Yang merawikan Hadis ini berkata: "Saya mengira beliau s.a.w. mengucapkan sehabis yang di atas itu bacaan-bacaan - yang artinya: Bagi Allah segenap kerajaan dan bagiNya pula segenap puji-pujian dan Allah adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Tuhan, saya mohon kepadaMu akan kebaikannya apa yang ada pada malam ini dan kebaikannya apa yang ada pada malam yang berikutnya dan saya mohon perlindungan padaMu akan kejahatannya apa yang ada pada malam ini dan kejahatannya apa yang ada pada malam sesudahnya. Ya Tuhan, saya mohon perlindungan kepadaMu daripada kemalasan dan buruknya usia tua. Saya juga mohon perlindungan kepadaMu dari siksa dalam neraka dan siksa dalam kubur."

Jikalau di waktu pagi, beliau s.a.w. mengucapkan sedemikian itu pula dengan kata-kata - yang artinya: "Kita berpagi-pagi dan segenap kerajaan pada waktu pagi inipun kepunyaan Allah." (Riwayat Muslim)

1453. Dari Abdullah bin Khubaib, dengan dhammahnya kha' mu'jamah, r.a. katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepada saya: "Bacalah Qul huwallahu ahad dan dua buah surat Ta'awwudz -yakni Qul a'udzu birabbil falaq dan Qul a'udzu birabbin nas, ketika engkau berpetang-petang dan ketika engkau berpagi-pagi, maka yang sedemikian itu dapat mencukupi untukmu dari segala sesuatu." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1454. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Tiada seorang hambapun yang pada pagi setiap hari dan petang setiap malam, mengucapkan: "Bismillahil ladzi la yadhurru ma'asmihi syai-un fil-ardhi wa la fissama-i wa huwas sami'ul 'alim -Dengan nama Allah yang segala sesuatu tidak akan dapat membahayakan dengan menyebut namaNya itu, baik yang ada di bumi ataupun yang ada di langit dan Allah adalah Maha Mendengar lagi Mengetahui, sebanyak tiga kali, melainkan ia tidak akan terkena bahaya oleh sesuatu apapun."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan Tirmidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.



۞ BAB 249 ۞

Apa-apa Yang Diucapkan Ketika Akan Tidur



Allah Ta'ala berfirman

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit-langit dan bumi serta dalam perbedaan waktu malam dan siang adalah merupakan tanda-tanda - kekuasaan Allah - bagi orang-orang yang mempunyai pemikiran - yakni yang suka menggunakan akal fikirannya. Mereka itu sama berzikir kepada Allah sambil berdiri dan duduk dan ketika berbaring pada lambung-lambungnya - yakni ketika hendak tidur," sampai akhirnya beberapa ayat. (ali-lmran: 190)

1455. Dari Hudzaifah dan Abu Zar radhiallahu'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. itu apabila menempati tempat tidurnya -yakni akan tidur, beliau s.a.w. mengucapkan: Bismikallahumma ahya wa amutu - Dengan menyebut namaMu, ya Allah, saya hidup dan mati." (Riwayat Bukhari)

1456. Dari Ali r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda kepadanya dan juga kepada Fathimah - isterinya Ali r.a.:

"Jikalau engkau berdua menempati tempat tidurmu - yakni akan tidur," atau: "jikalau engkau berdua mengambil tempat pembaringanmu - yakni hendak tidur, maka bacalah takbir sebanyak tigapuluh tiga kali, tasbih sebanyak tigapuluh tiga kali dan tahmid Juga sebanyak tigapuluh tiga kali."

Dalam riwayat lain disebutkan: "Tasbih itu sebanyak tigapuluh empat kali."

Dalam riwayat lain lagi disebutkan: "Takbir itu sebanyak tiga-puluh empat kali." (Muttafaq 'alaih)

1457. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Jikalau seseorang di antara engkau semua menempati tempat tidurnya - yakni akan tidur, maka hendaklah mengibas-ngibaskan tempat tidurnya dengan sarungnya yang bagian dalam, sebab sesungguhnya ia tidak mengetahui apa yang ia tinggalkan di situ, kemudian supaya mengucapkan-yang artinya: Dengan namaMu ya Tuhanku saya meletakkan lambungku dan dengan namaMu pula saya mengangkatnya. Jikalau Engkau mengambil jiwaku, maka kasihanilah ia dan jikalau Engkau biarkan ia - yakni tetap hidup, maka jagalah ia sebagaimana yang Engkau berikan penjagaan itu kepada para hambaMu yang shalih-shalih." (Muttafaq 'alaih)

1458. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Rasulullah s.a.w. apabila mengambil tempat pembaringannya - yakni akan tidur, beliau meniup dalam kedua tangannya dan membaca surat-surat Mu'awwidzah - yaitu surat-surat al-ikhlas,al-Falaq dan an-Nas-kemudian dengan kedua tangan itu beliau mengusapkan ke tubuhnya. (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Imam-imam Bukhari dan Muslim disebutkan demikian:

Bahwasanya Nabi s.a.w. apabila menempati tempat tidurnya -yakni akan tidur - pada setiap malamnya, beliau mengumpulkan kedua tapak tangannya lalu di dalamnya itu membaca: Qul hu-wallahuahad, Qul a'udzubirabbilfalaq dan Qul a'udzu birabbinn nas, kemudian dengan kedua tangannya itu beliau mengusap tubuhnya sekuasa yang dicapai olehnya, dimulai dulu atas kepala-nya, lalu wajahnya, kemudian yang berhadapan dari tubuhnya - yakni tubuhnya yang bagian muka terus yang bagian belakang. Beliau s.a.w. mengerjakan sedemikian itu sampai tiga kali. (Muttafaq 'alaih)

Para ahli lughah berkata: Annaftsu talah tiupan secara perlahan-lahan tanpa mengeluarkan ludah.

1459. Dari al-Bara' bin 'Azib radhiallahu 'anhuma, katanya: 'Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya:

"Jikalau engkau mendatangi tempat pembaringanmu - yakni akan tidur, maka berwudhu'lah dahulu sebagaimana wudhu'mu untuk bersembahyang, kemudian berbaringlah pada belahan tubuhmu sebelah kanan dan ucapkanlah - yang artinya:

Ya Allah, saya menyerahkan jiwaku kepadaMu, saya aturkan urusanku kepadaMu, saya tempatkan punggungku kepadaMu. Demikian itu adalah karena cinta dan takut kepadaMu. Tiada tempat bersandar dan tiada tempat berlindung daripadaMu selain kepadaMu. Saya beriman kepada kitab yang Engkau turunkan dan kepada Nabi yang Engkau Rasulkan.

Jikalau engkau mati, maka matimu adalah menetapi kefithrahan - yakni tetap dalam Agama Islam, maka itu jadikanlah ucapan-ucapan itu sebagai kata-kata terakhir yang engkau bunyikan -sebelum tidur." (Muttafaq 'alaih)

1460. Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. apabila menempati tempat tidurnya - yakni akan tidur, beliau mengucapkan - yang artinya: "Segenap puji bagi Allah yang memberikan makan dan minum kepada kita, memberikan kecukupan dan tempat kediaman kepada kita. Maka alangkah banyaknya orang yang tidak mempunyai orang yang dapat mencukupinya dan tidak pula ada yang memberikan tempat kediaman padanya." (Riwayat Muslim)

1461. Dari Hudzaifah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. apabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya, kemudian berkata:

"Allahumma qini 'adzabaka yawma tab'atsu 'ibadaka - ya Allah, lindungilah saya dari siksaMu pada hari Engkau membangkitkan seluruh hambaMu."

Diriwayatkanoleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. Juga diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dari riwayat Hafshah radhiallahu 'anha dan dalam Hadis ini disebutkan bahwa beliau s.a.w. mengucapkan kata-kata di atas itu sebanyak tiga kali.



۞ BAB 250 ۞

Kitab Doa-doa - Doa-doa


Allah Ta'ala berfirman:

"Tuhanmu semua berfirman: Berdoalah engkau semua padaKu, pasti Aku mengabulkan doamu semua itu." (Ghafir: 60)

Allah Ta'ala berfirman pula:

"Berdoalah engkau semua kepada Tuhanmu dengan had dan rahasia - yakni dengan permohonan yang timbul dari jiwa, se-sungguh Allah itu tidak menyukai orang yang melanggar batas." (al-A'raf: 55)

Allah Ta'ala juga berfirman:

"Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu - hai Muhammad - tentang Aku, maka katakanlah bahwa sesungguhnya Aku ini dekat. Aku dapat mengabulkan permohonan orang yang berdoa padaKu jikalau ia telah memohonkan itu padaKu," sampai habisnya ayat. (al-Baqarah: 186)

Allah Ta'ala berfirman lagi:

"Siapakah yang dapat mengabulkan permohonan orang yang dalam keadaan terpaksa - yakni menderita kekurangan, jikalau ia berdoa kepadaNya, dan dapat pula menghilangkan keburukan -yakni penderitaan - dari dirinya itu," sampai habisnya ayat. (an-Naml: 62)

1462. Dari an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w. sabdanya:

"Berdoa itu termasuk golongan ibadat."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.

1463. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. itu suka doa-doa yang menghimpun - yakni yang mengandung segala macam kepentingan dan keperluan - dan beliau s.a.w. meninggalkan yang selain itu."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1464. Dari Anas r.a., katanya: "Sebagian banyak doa Nabi s.a.w., itu ialah: Rabbana atina fiddun-ya hasanah, wa fil-akhirati hasanah, waqina 'adzabannar - Ya Tuhan kami, berikanlah kebaikan pada kita di dunia dan kebaikan di akhirat dan lindungilah kita dari siksa neraka." (Muttafaq 'alaih)

Imam Muslim dalam riwayatnya menambahkan: Katanya: Anas apabila berkehendak akan berdoa dengan sesuatu doa, maka berdoa dengan doa di atas itu. Juga apabila berkehendak me-mohonkan sesuatu permohonan yang lain, maka dalam doanya itu dimasukkanlah doa di atas itu pula.

1465. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. mengucapkan - yang artinya: "Ya Allah, sesungguhnya saya memohonkan kepadaMu akan petunjuk, ketaqwaan, dapat menahan diri dari melakukan kemaksiatan serta kekayaan - cukup dari kekurangan sehingga tidak meminta kepada orang lain." (Riwayat Muslim)

1466. Dari Thariq bin Asy-yam r.a., katanya: "Seseorang itu apabila masuk Islam, lalu Nabi s.a.w. mengajarkan shalat padanya, kemudian orang itu diperintah supaya berdoa dengan kalimat-kalimat ini - yang artinya: Ya Allah, berikanlah kepada saya pengampunan, kerahmatan, petunjuk, kesihatan dan rezeki." (Riwayat Muslim)

Dalam riwayat Imam Muslim lainnya disebutkan: Dari Thariq bahwasanya ia mendengar Nabi s.a.w. yang pada ketika didatangi oleh seseorang lelaki lalu berkata: "Ya Rasulullah, bagaimanakah yang harus saya ucapkan di waktu saya akan me-mohonkan sesuatu pada Tuhanku?" Beliau s.a.w. bersabda: "Kata-kanlah - yang artinya: Ya Allah, berikanlah pengampunan padaku, kerahmatan, kesihatan dan rezeki, sebab doa ini dapat menghimpun segala kepentinganmu dalam urusan dunia serta akhiratmu."

1467. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya: "Ya Allah, Zat yang Maha mengubah-ubah hati, ubah-ubahlah hati kita - dari satu kepada lain keadaan - untuk terus menetapi ketaatan padaMu." (Riwayat Muslim)

1468. Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Mohonlah engkau perlindungan kepada Allah daripada kesengsaraan bencana, dicapai oleh kecelakaan, buruknya ketentuan dan kegembiraan musuh karena bahaya yang kita peroleh." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat lain disebutkan: Abu Sufyan-yang meriwayatkan Hadis ini - berkata: "Saya sangsi bahwa saya menambah salah satu dari empat macam permohonan di atas itu."

1469. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya: "Ya Allah, perbaguskanlah untukku akan agamaku yang itu adalah pegangan perkaraku, perbaguskanlah untukku duniaku yang di dalamnya adalah ke-hidupanku, juga perbaguskanlah akhiratku yang di dalamnya itulah tempat kembaliku. Jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematian itu sebagai istirahat untukku dari segala keburukan." (Riwayat Muslim)

1470. Dari Ali r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepada saya: "Ucapkanlah: Allahummahdini wa saddidny - Ya Allah, berikanlah petunjuk kepadaku dan lempangkanlah perjalananku." Dalam riwayat lain disebutkan: "Allahumma inni as-alukal huda wassadad" - Ya Allah, sesungguhnya saya mohon kepadaMu akan petunjuk dan kelempangan perjalanan. (Riwayat Muslim)

1471. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan-dalam doanya yang artinya:

Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan padaMu dari kelemahan dan kemalasan, kelicikan, usia terlampau tua dan kikir. Saya juga mohon perlindungan padaMu daripada siksa kubur dan saya mohon perlindungan pula padaMu dari fitnahnya hidup dan mati."

Dalam riwayat lain disebutkan: "Juga dari beratnya beban hutang dan dikalahkan oleh orang-orang - yakni jangan sampai berbuat kezaliman ataupun dizalimi orang lain." (Riwayat Muslim)

1472. Dari Abu Bakar as-Shiddiq r.a. bahwasanya ia berkata kepada Rasulullah s.a.w.; "Ajarkanlah kepada saya sesuatu doa yang dapat saya baca dalam shalatku!" Beliau s.a.w. bersabda:

"Katakanlah - yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya telah menganiaya diriku sendiri dengan penganiayaan yang banyak sekali dan tidak dapat mengampunkan semua dosa itu kecuali Engkau, maka berikanlah untukku pengampunan dari hadhiratMu dan belas kasihanilah saya, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Penyayang." (Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat lain disebutkan: "Dalam rumahku - yakni doa yang perlu saya baca dalam rumahku."

Dalam riwayat lain disebutkan: "penganiayaan yang banyak," ada yang mengatakan: "penganiayaan yang besar," dengan tsa' yang bertitik tiga dan dengan ba' bertitik satu. Maka seyugianya supaya dua kata itu dihimpunkan, lalu dikatakan: "katsiran kabiran - yang banyak dan besar."

1473. Dari Abu Musa r.a. dari Nabi s.a.w. bahwasanya beliau s.a.w. berdoa dengan doa ini - yang artinya:

Ya Allah, berikanlah pengampunan untukku kesalahan dan kebodohanku, berlebih-lebihanku dalam perkaraku dan apa saja yang Engkau lebih mengetahui tentang itu daripada saya sendiri.

Ya Allah, ampunkanlah kesalahanku yang saya lakukan dengan kegiatan dan bermain-main, ketidak-sengajaan serta yang memang saya sengaja, juga segala sesuatu yang dari diriku.

Ya Allah, ampunkanlah untukku kesalahan-kesalahan yang saya lakukan dahulu atau yang saya lakukan kemudian - yakni sesudah saat ini, juga yang saya sembunyikan serta yang saya tampakkan dan apa-apa yang Engkau lebih mengetahui tentang itu daripada saya sendiri. Engkau adalah Maha Mendahulukan serta Maha Mengakhirkan dan Engkau adalah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (Muttafaq 'alaih)

1474. Dan Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. itu

mengucapkan dalam doanya-yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada kejahatannya apa yang saya kerjakan dan dari kejahatannya apa yang tidak saya kerjakan. (Riwayat Muslim)

1475. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: "Sebagian dari doanya Rasulullah s.a.w. ialah - yang artinya: Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan padaMu daripada lenyapnya kenikmatanMu - yang dikaruniakan padaku - dan bergantinya kesihatan daripadaMu - yang ada dalam diriku - juga dari tibanya siksaMu - atas diriku - dengan mendadak dan pula dari segala macam kemurkaanMu." (Riwayat Muslim)

1476. Dari Zaid bin Arqam r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya:

Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada kelemahan dan kemalasan, kekikiran dan usia terlampau tua serta siksa kubur.

Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ini untuk dapat bertaqwa kepadaMu, juga sucikanlah jiwaku itu karena Engkau adalah sebaik-baik Zat yang dapat menyucikannya. Engkaulah yang Maha Menguasai serta yang menjadi Tuhannya. Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada ilmu pengetahuan yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak dapat khusyu',dari jiwa yang tidak puas-puas dan dari doa yang tidak dikabulkan." (Riwayat Muslim)

1477. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya:

Ya Allah, kepadaMu saya menyerahkan din, kepadaMu saya beriman, kepadaMu saya bertawakkal, kepadaMu saya kembalikan -segala urusan, dengan petunjukMu saya berbantah - dengan musuh - dan dengan hukum-hukumMu saya memberikan ketentuan hukum. Maka dari itu ampunilah saya akan dosa-dosaku yang dahulu dan yang kemudian, yang saya sembunyikan serta yang saya tampakkan. Engkau adalah Maha Mendahulukan serta Maha Meng-akhirkan, tiada Tuhan melainkan Engkau."

Setengah para perawi Hadis ini menambahkan kalimat - yang artinya: Dan tiada daya serta tiada kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah. (Muttafaq 'alaih)

1478. Dari Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Nabi s.a.w. berdoa dengan kalimat-kalimat ini - yang artinya: Ya Allah, se sungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu daripada fitnah-ya neraka dan siksanya neraka, juga dari keburukannya kekayaan an kefakiran.

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. Ini adalah lafaznya Imam Abu Dawud.

1479. Dari Ziad bin 'llaqah dari pamannya, yaitu Quthbah bin Malik r.a., katanya: "Nabi s.a.w. itu mengucapkan - dalam doanya yang artinya - Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu dari keburukan-keburukannya budi pekerti, amal perbuatan serta hawanafsu."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1480. Dari Syakl bin Humaid r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sesuatu doa!" Beliau s.a.w. bersabda:

"Katakanlah - yang artinya: Ya Allah, saya mohon perlindungan kepadaMu daripada keburukan pendengaranku dan dari keburukan penglihatanku dan dari keburukan lidahku dan dari keburukan hatiku serta dari keburukan maniku." Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1481. Dari Anas r.a. bahwasanya Nabi s.a.w. mengucapkan -dalam doanya yang artinya: "Ya Allah saya mohon perlindungan kepadaMu daripada penyakit belang-belang pada kulit, gila, kusta dan penyakit-penyakit yang buruk-buruk." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1482. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. mengucapkan - dalam doanya yang artinya:

"Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan padaMu daripada kelaparan, sebab sesungguhnya lapar itu adalah seburuk- buruknya kawan tidur. Juga saya mohon perlindungan padaMu dari berkhianat, karena sesungguhnya khianat itu adalah seburuk-buruknya sifat yang menjadi ciri seseorang."

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

1483. Dari Ali r.a. bahwsanya seorang budak mukatab - yaitu seorang hambasahaya yang dapat menjadi merdeka apabila dapat menebus harga dirinya sendiri kepada tuan yang memilikinya -datang padanya lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini tidak kuat untuk membayar harga tebusan diriku ini, maka itu berilah pertolongan kepadaku!" Ali r.a. berkata: "Tidakkah engkau suka kalau saya ajarkan kepadamu beberapa kalimat yang saya diajari oleh Rasulullah s.a.w., andaikata engkau mempunyai hutang - atau tanggungan - seperti gunung sekalipun, tentu Allah akan menunaikan hutangmu itu? Yaitu, katakanlah:

Allahummakfini bihatalika 'an haramika wa aghnini bifadh-lika 'amman siwaka - Ya Allah, cukupkanlah, saya dengan memperoleh apa-apa yang halal daripadaMu untuk tidak sampai melanggar apa-apa yang menjadi keharamanMu dan perkayakanlah diriku dengan memperoleh keutamaan daripadaMu sehingga tidak memerlukan yang selain daripadaMu."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1484. Dari Imran bin al-Hushain radhiallahu 'anhuma bahwasanya Nabi s.a.w. mengajarkan kepada ayahnya yaitu Hushain akan dua kalimat yang dapat digunakan sebagai doa, yaitu - yang artinya:

Ya Allah, berikanlah ilham padaku berupa kelapangan jalanku dan lindungilah saya dari kejahatan diriku sendiri. Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1485. Dari Abdulfadhli yaitu al-'Abbas bin Abdul Muthalib r.a., katanya: "Saya berkata: "Ya Rasulullah, ajarkanlah pada saya sesuatu doa untuk bermohon kepada Allah Ta'ala." Beliau s.a.w. bersabda: "Mohonlah akan keselamatan kepada Allah." Saya tetap beberapa hari berdoa seperti itu, kemudian saya mendatanginya lagi lalu berkata: "Ya Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sesuatu doa untuk bermohon kepada Allah Ta'ala." Beliau s.a.w. bersabda kepada saya: "Hai 'Abbas, paman Rasulullah, mohonlah kepada Allah akan keselamatan di dunia dan akhirat."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis shahih.

1486. Dari Syahr bin Hausyab, katanya: "Saya berkata kepada Ummu Salamah radhiallahu 'anha: "Hai Ummul mu'minin, bagai-manakah doa Rasulullah s.a.w. yang sebagian banyak sekali, jikalau beliau itu ada di sisimu?" la menjawab: "Sebagian banyak doa beliau s.a.w. itu ialah - yang artinya:

"Wahai Zat yang membolak-balikkan keadaan hati. Tetapkanlah hatiku atas agamaMu."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1487. Dari Abuddarda' r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Setengah daripada doanya Nabi Dawud a.s. ialah - yang artinya:

Ya Allah, sesungguhnya saya mohon kepadaMu untuk mencintaiMu dan mencintai orang yang cinta kepadaMu, juga perbuatan yang dapat menyampaikan diriku ke arah dapat mencintai padaMu.

"Ya Allah, jadikanlah kecintaan padaMu itu yang lebih saya cintai daripada diri saya sendiri, juga melebihi kecintaan pada keluargaku serta melebihi kecintaan kepada air yang dingin."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1488. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Kekalkanlah - ketika berdoa itu - dengan menggunakan lafaz: Ya Dzal jalali wal Ikram - Hai Zat yang memiliki keperkasaan dan kemuliaan."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi. Imam an-Nasa'i juga meriwayatkan Hadis ini dari riwayat Rabi'ah bin 'Amir as-Shahabi. Imam Hakim berkata bahwa Hadis ini shahih isnadnya.

Alizhzhu dengan kasrahnya lam dan syaddahnya zha' mu'jamah, artinya ialah tetapilah secara langsung - yakni kekalkanlah - doa ini dan perbanyakkanlah menggunakannya

1489. Dari Abu Umamah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. berdoa dengan doa yang banyak sekali, kita tidak dapat hafal sedikitpun dari doanya itu. Kita lalu berkata: "Ya Rasulullah, Tuan telah berdoa dengan sesuatu doa yang banyak sekali, sehingga kita tidak dapat hafal sedikitpun daripadanya." Beliau s.a.w. lalu bersabda:

"Tidakkah engkau semua suka kalau saya tunjukkan kepadamu semua sesuatu doa yang menghimpun keseluruhannya itu? Yaitu supaya engkau mengucapkan - yang artinya:

"Ya Allah, sesungguhnya saya mohon kepadaMu dari kebaikan sesuatu yang dimohonkan oleh NabiMu yaitu Muhammad s.a.w. Saya juga mohon perlindungan kepadaMu dari kejahatannya sesuatu yang dimohoni perlindungannya oleh NabiMu yaitu Muhammad s.a.w. Engkau adalah yang dimohoni pertolongan dan atas pertolonganMulah adanya kecukupan - sampai memperoleh apa yang diinginkan dari kebaikan dunia dan akhirat. Dan tiada daya serta tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah."

Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.

1490. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Setengah dari doa Rasulullah s.a.w. ialah - yang artinya:

"Ya Allah, sesungguhnya kita mohon kepadaMu apa-apa yang menyebabkan datangnya kerahmatanMu dan apa-apa yang menyebabkan pengampunanmu, juga selamat dari dosa dan memperoleh dari semua kebaikan, demikian pula berbahagia dengan syurga dan selamat dari siksa api neraka."

Diriwayatkan oleh Imam Hakim iaitu Abu Abdillah dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis shahih menurut syarat Imam Muslim.